Trending: Mas Javas

Faktor Penyebab Kegagalan Dalam Merekrut


Anda Gagal Merekrut? Inilah Penyebabnya!!!

Setiap orang yang bergabung dengan sebuah bisnis network-marketing pasti tahu bahwa kegiatan rekruting merupakan urat-nadi perkembangan sebuah jaringan network-marketing. Tanpa merekrut, jaringan bisnis Anda tidak akan berkembang sehingga mengakibatkan bonus yang Anda peroleh juga tidak meningkat. Sebagian besar distributor menganggap kegiatan rekruting sebagai salah satu kegiatan paling sulit dalam mengembangkan sebuah bisnis network-marketing.

Doug Firebaugh, seorang Top Leader industri network-marketing dari Amerika Serikat pernah mengatakan bahwa kegagalan dalam melakukan rekruting timbul karena 5 alasan utama. Kelima alasan tersebut adalah :

  1. Distributor yang tidak berkomunikasi dengan prospek : Semua distributor tahu bahwa untuk merekrut, mereka harus sering memperkenalkan bisnis network-marketing yang mereka jalankan kepada teman dan relasi. Walaupun demikian, banyak sekali distributor yang tidak melakukannya. Mengapa?

Alasan utama adalah ”Rasa Takut”.

Cara yang tepat untuk mengatasi “Rasa Takut” adalah dengan meminta bimbingan dan training dari upline supaya perlahan-lahan “Rasa Takut” tersebut dapat dihilangkan.

  1. Distributor yang kurang berkomunikasi dengan prospek : Sering kali seorang distributor menetapkan target yang terlalu rendah dalam kegiatan prospekting. Seorang distributor dalam jaringan saya bertanya, “Saya sudah melakukan presentasi 2 kali seminggu selama 2 bulan, tapi belum juga ada yang bergabung dalam bisnis network-marketing saya. Saya rasa saya tidak cocok di bisnis ini.”


Jika Anda juga mengalami hal di atas, mungkin saja “ilmu merekrut” Anda masih belum cukup. Mungkin di bulan-bulan pertama Anda masih perlu melakukan 20 presentasi untuk merekrut satu distributor. Tetapi dengan latihan yang cukup dan bimbingan dari mentor dan upline Anda, kemungkinan besar “ilmu merekrut” Anda akan meningkat secara bertahap sehingga Anda dapat merekrut satu distributor baru setiap minggu.

  1. Distributor yang tidak berkomunikasi dengan prospek yang tepat : Seringkali distributor network-marketing menghabiskan terlalu banyak waktu dengan prospek yang tidak tepat. Yang dimaksud dengan prospek yang “tidak tepat” adalah orang-orang yang tidak berminat dan juga tidak cocok untuk menjalankan bisnis network-marketing. Contohnya adalah orang-orang yang suka mengeluh, orang-orang yang gampang menyerah, orang-orang yang tidak berminat untuk meningkatkan penghasilan dan taraf hidup keluarga-nya.

Kalau begitu, bagaimana tipe prospek yang tepat?

Tipe prospek yang tepat adalah orang-orang aktif yang berpikiran positif dan selalu berusaha supaya lebih sukses. Tipe orang-orang ini seringkali bergaul dengan orang-orang sukses lainnya yang selalu berpikiran positif dan berusaha supaya lebih maju.

Supaya Anda dapat merekrut orang-orang sukses, Anda juga harus mempraktekkan kebiasaan orang-orang sukses dengan cara belajar mengembangkan kepribadian melalui training-training yang sering diadakan oleh upline dalam organisasi maupun perusahaan network-marketing yang Anda jalankan.

  1. Distributor yang tidak berkomunikasi dengan benar ke prospek : Dalam kegiatan prospekting dan rekruting, kita harus mengutamakan kepentingan prospek. Kita harus sadar bahwa peluang bisnis yang kita tawarkan haruslah sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Jangan sampai kita memaksakan kehendak kepada seorang prospek / calon distributor. Jika kita terlalu memaksakan supaya prospek bergabung dengan bisnis network-marketing kita, bisa saja mereka setuju untuk bergabung dan membayar uang keanggotaan karena segan untuk menolak. Akan tetapi, jika mereka tidak mengembangkan bisnis mereka setelah bergabung secara resmi, maka perkembangan bisnis network-marketing Anda tetap akan terhambat.
  2. Distributor yang terlalu banyak bicara : Orang-orang tertentu memiliki kebiasaan untuk terlalu banyak bicara. Seharusnya kegiatan rekruting memiliki porsi presentasi dan tanya jawab yang seimbang. Artinya : kegiatan rekruting merupakan kegiatan dua-arah. Jangan mendominasi kegiatan rekruting dengan presentasi Anda. Supaya terjadi interaksi yang sehat, ada baiknya Anda menanyakan poin-poin tertentu kepada prospek / calon distributor, atau mereka diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. Jika Anda mendominasi kegiatan rekruting dengan presentasi dari Anda yang bersifat se-arah, ada kemungkinan prospek / calon distributor menjadi antipati terhadap peluang bisnis yang Anda tawarkan.

Demikianlah 5 alasan utama yang mengakibatkan gagalnya kegiatan rekruting. Mudah-mudahan dengan mengetahui penyebab kegagalan rekruting tersebut, Anda dapat menghindarinya dan semakin sukses dalam mengembangkan bisnis network-marketing Anda.

Mengapa Sikap Prospek Yang Positif Berubah Menjadi Negatif Keesokan Hari?

Apakah anda pernah mengalami hal seperti judul di atas? Pada suatu hari, Anda berhasil mengundang prospek untuk mendengarkan peluang usaha yang anda tawarkan. Sang prospek memberikan respon yang baik terhadap tawaran tersebut. Setelah memberikan data-data yang dibutuhkan sebagai syarat untuk terdaftar sebagai anggota, maka prospek anda mengatakan akan melakukan pembayaran pada keesokan hari.

Anda sudah tidak sabar menanti pergantian fajar untuk menerima pembayaran dari anggota team yang baru. Tapi apa yang terjadi? Anda mendapat kabar bahwa pembayaran yang ditunggu-tunggu tidak jadi dilakukan dengan seribu satu alasan yang terdengar logis. Mengapa hal ini sering terjadi? Kelihatannya masih ada kesalahan dalam proses closing yang anda lakukan.

Walaupun anda telah memberikan informasi dengan baik dan benar pada saat presentasi sehingga prospek anda menyambut dengan positif, tetapi sebagian besar orang memiliki sikap untuk bermain aman dan takut tertipu. Maka mereka akan memberikan jawaban ini kelihatannya bagus dan masuk akal, tetapi beri saya waktu satu dua hari untuk memberikan jawaban.

Lalu apa yang mereka lakukan setelah itu? Mereka akan mulai mengajak teman dekat yang lain atau keluarga dekat untuk bergabung. Tetapi karena minimnya pengetahuan yang dimiliki, maka yang diajak malah memberikan peringatan dan sinyal-sinyal negative, sehingga prospek anda menjadi mundur dan merasa bisnis yang anda tawarkan terlalu sulit baginya.

Jadi apa yang harus dilakukan untuk menghindari terjadinya kasus di atas? Pertama-tama anda harus menghargai sikap dari prospek untuk berpikir terlebih dahulu, tetapi harus dibuatkan pagar pengaman sehingga ia tidak bercerita terlebih dahulu kepada pihak lain dengan mengatakan:

  1. Saya setuju bahwa anda harus memiliki keyakinan yang bulat untuk berhasil di sini dan itu sangat bagus. Tapi demi kebaikan anda, apabila ada pihak lain yang harus dimintai pendapat dalam mengambil keputusan, maka akan jauh lebih baik kalau dipertemukan lagi dengan saya. Dan kalau masih ada sesuatu yang belum jelas, silakan menghubungi saya kembali, karena apabila anda sakit gigi maka harus berobat ke dokter gigi bukannya dokter mata, demikian juga berlaku di sini, lebih baik anda bertanya pada orang yang benar-benar mengerti tentang bisnis ini dari pada ke orang yang tidak mengerti dan akan menghalangi anda untuk berhasil.
  2. Saya mendukung sikap anda, sekarang pikirkanlah dengan baik untuk bergabung atau tidak. Jangan bercerita kepada pihak lain sebelum anda putuskan. Karena ibaratnya anda baru dinyanyikan satu lagu yang baru, maka apabila anda bernyanyi kepada pihak lain, maka hasilnya tidak karuan karena anda belum menguasai lagu tersebut. Jadi hanya putuskan saja untuk bergabung atau tidak.
  3. Sebaiknya anda jangan mencoba mengajak orang terlebih dahulu sebelum anda bergabung. Karena mereka akan bertanya apakah anda sudah bergabung? Karena mereka tahu anda belum bergabung, maka hal ini akan diduplikasikan. Sehingga pada akhirnya tidak akan ada yang bergabung dalam bisnis yang bagus ini.

Selamat mencoba, semoga bermanfaat!

Siklus di Bisnis MLM

Sudah merupakan sebuah kenyataan bahwa kegiatan bisnis di MLM selalu berhubungan dengan omzet. Dengan meningkatnya omzet meningkat pula pendapatan/bonus seorang distributor MLM. Peningkatan bonus inilah yang ingin dicapai dan akan memberikan motivasi/semangat kepada pelaku bisnis tersebut (distributor). Dengan semangat tersebut tentunya akan lebih meningkatkan aktivitas bisnis.

MLM (Multilevel Marketing) merupakan distribusi barang/produk secara berjenjang atau bertahap. Untuk pendistribusian secara bertahap ini perlu adanya seorang distributor. Dengan sistem pembagian pendapatan/bonus yang dibuat oleh sebuah perusahaan MLM atau yang lebih dikenal dengan Marketing Plan maka seseorang akan memutuskan untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut dengan bergabung menjadi seorang distributor. Nah, sekarang pertanyaannya adalah bagaimana meningkatkan omzet?

Peningkatan omzet di sebuah MLM selalu di mulai dari distributor atau anggotanya, baik itu level terbawah, menengah ataupun top level. Cara yang bisa dilakukan adalah:

1. Sebagai distributor sekaligus pengusaha diwajibkan untuk mengenal produk yang akan dipasarkannya, salah satunya adalah dengan swa konsumsi. Diharapkan dari swa konsumsi ini seorang distributor dapat menceritakan ttg khasiat produk tsb sehingga akan timbul rasa percaya.

2. Alternatif kedua sebagai peningkatan omzet adalah melakukan penjualan. Dengan bercerita pengalaman mengkonsumsi produk merupakan salah cara dalam memasarkan.

3. Karena MLM tidak harus dengan berjualan yg identik dengan seorang sales yang harus door to door, maka seorang distributor mulai harus berpikir ala seorang manajer dalam berbisnis yaitu mulai membuka cabang baru. Perkenalkan bisnis ini ke rekan-rekan yang memiliki komitmen untuk berbisnis, ajarkan hal sama dalam mengelola usaha tersebut. Kegiatan ini merupakan Business Opportunity dan Duplikasi.

Dari 3 kegiatan tersebut tentunya omzet akan meningkat seiring dengan penambahan network dan hasilnya pun akan mendongkrak pendapatan/bonus sehingga semangat para distributor akan terjaga untuk melanjutkan kegiatan bisnis tersebut. Dan ini adalah sebuah siklus “Kegiatan Bisnis -> Omzet -> Semangat -> Kegiatan Bisnis”.

Pengembangan Jaringan Dengan Filsafat Ayam

Banyak di antara pelaku network marketing merasa dirinya gagal dalam menjalankan bisnis network marketing. Padahal yang benar adalah dia belum berhasil karena belum bekerja keras, cerdas, dan ikhlas. Di antara kerja cerdas adalah dengan bekerja meniru cara kerja induk ayam.

Apa yang dilakukan induk ayam?

1. Pacaran : Pacaran adalah ibarat dari prospecting mencari kenalan di manapun dan kapanpun. Di halte bis, di terminal, di dalam lift, bis, kereta, kapal laut, pesawat, dll. Gunakan strategi kenalan dengan menggunakan 'ice-breaking' menanyakan jam, tujuan, keluarga, cuaca, topik yang sedang trend saat ini, dll. Sebaiknya membekali diri dengan membaca buku Dale Carnegie "How to get friends and to influence people" yang sudah diterjemahkan menjadi bagaimana mencari kawan dan mempengaruhi orang lain.

2. Bertelur : Bertelur adalah ibarat dari sponsoring mendapatkan anggota baru.


3. Mengeram : Mengeram adalah ibarat dari melakukan home meeting dan home sharing di rumah anggota baru untuk mengajari yang bersangkutan bagaimana caranya membuat dream book, daftar nama, mengundang, presentasi, follow-up, mengenal produk, mengguanakan alat berupa buku, kaset, dan pertemuan.

4. Mengais mencari makanan bersama anak-anaknya : Memberikan contoh kepada mitra muda (down-line) bagaimana caranya sponsoring dan membina, agar terjadi duplikasi.

5. Melindungi anak-anaknya dari musuh dengan memasukkan mereka dalam dekapannya atau langsung menyerang musuh. Melindungi mitramuda baru dari virus negatif dengan memberikan jawaban yang tepat, bahkan dengan mempersiapkan imunisasi sebelum virus negatif menyerang. Melindungi mereka dari serbuan MLM lain yang akan merontokkan jaringan.

Dalam hal ini saya termasuk orang yang tidak menyetujui polygami MLM. Menjalankan dua MLM bagaikan seseorang yang mendaki dua gunung dalam satu waktu yang bersamaan.

Peribahasa jangan simpan telur dalam satu keranjang berlaku bagi orang yang menekuni MLM tanpa meninggalkan pekerjaannya sebagai pegawai bukan sebagai pelaku MLM lain. Banyak bukti yang menjalankan dua MLM sekaligus jaringannya menjadi rontok, akhirnya terjadi ingin untung jadi buntung.
Ingin dapat semua, malah hilang semua.

Selamat Mencoba! Semoga sukses selalu!!

Kamis, 2008 Oktober 09

Pola Pikir : Penuh Atau Kurang?

Dunia ini adalah dunia yang makmur atau dunia yang kekurangan? Kalau makmur, mengapa ada orang miskin? Kalau kekurangan, mengapa ada orang kaya?

1. Dunia ini penuh dengan uang atau kekurangan uang?

Orang yang merasa dunia kekurangan uang, mencari uang itu sulit, menjadi kaya itu sulit, seringkali benar-benar tidak bisa kaya. Sementara, orang-orang yang merasa dunia penuh dengan uang, bahwa uang bertebarang di mana-mana, tinggal ditangkap saja, atau bahwa menjadi kaya itu mudah sekali, bahkan tidak perlu melakukan sesuatu yang illegal, tetapi bisa kaya dengan mudah, akan selalu menjadi orang yang kaya raya. Koin yang sama, sisi yang berbeda, yang mana yang ingin anda lihat?

2. Dunia penuh dengan prospek atau kekurangan prospek?

Sama juga, orang yang merasa mencari prospek itu sulit, jaringannya pun kecil. Orang yang merasa bahwa mencari prospek itu mudah sekali, prospek ada di mana-mana, selama mata masih melihat adanya manusia, maka itulah prospek, biasanya jaringannya pun tumbuh dengan cepat dan besar.

1. Dunia penuh dengan konsumen retail atau kekurangan konsumen retail?

Lagi-lagi, pandangan yang berbeda terhadap penjualan retail akan menghasilkan sesuatu yang berbeda pula. Banyak distributor yang merasa bahwa menjual itu sulit, siapa yang sanggup dan mau memakai produk kita, dan sebagainya, biasanya mengalami kebingungan dan kesulitan untuk tutup point. Sementara orang-orang yang merasa bahwa dunia penuh dengan konsumen, lagi-lagi selama mata masih memandang adanya manusia, maka merasa bisa diajak bergabung atau beli produk, maka mereka tidak pernah kesulitan untuk tutup point.

4. Dunia penuh dengan harapan atau sudah tak punya harapan?

Banyak orang merasa dunia sudah bobrok, sudah rusak, bejat semua, mencurigai semua orang, berprasangka buruk pada semua orang, biasanya hidup mereka tidak bahagia, sibuk dan pusing memikirkan sesuatu yang mereka tidak bisa mengontrol atau memiliki kuasa untuk mengendalikan. Tetapi orang-orang yang merasa bahwa dunia ini indah, penuh harapan dan rasa syukur, banyak sekali orang-orang baik yang diberikan untuk kita akan hidup lebih tentram, bahagia, dan menjadi orang-orang yang berhasil.

Salam sukses,

Mengapa Saya Memilih MLM?

Orang mengenal saya sebagai seorang sarjana pertambangan, yang pada umumnya bekerja diperusahaan tambang yang lumayan bonafid dengan bayaran yang cukup tinggi. Saya juga menguasai beberapa bahasa asing, yang tentunya menambah "nilai jual" saya. Tetapi mengapa saya malah menekuni bisnis MLM secara fulltime?

  1. Saya tidak mau bekerja untuk uang. Daripada saya bekerja memperkaya bos, mengapa saya tidak menjadi bos yang tentunya bisa memperkaya diri saya sendiri? Memiliki bisnis sendiri pasti lebih baik daripada jadi pegawai.
  2. Saya tidak suka disuruh-suruh, walaupun dibayar. Harga diri saya terlalu mahal untuk dijual, dan saya tidak mau jual diri demi uang.
  3. Saya belajar banyak tentang hubungan manusia di bisnis MLM, dan ini tidak pernah diajarkan di sekolah.
  4. Saya belajar benar-benar berbisnis dan menghasilkan uang, bukan teori demi teori saja.
  5. Saya bisa belajar memimpin, dan orang-orang yang saya pimpin meliputi orang kalangan bawah sampai orang kalangan atas. Di mana lagi bisa didapatkan kenikmatan ini??? Kapan lagi bisa bicara di depan 1,500 orang seperti yang pernah saya alami???
  6. Saya menjadi penerjemah membantu chairman perusahaan MLM saya tanpa dibayar, dan saya senang sekali karenanya. Saya bisa memperlakukan dia sebagai rekan sederajat, bukan sebagai atasan. Saya tidak perlu takut bercanda ria atau menggodanya, karena saya bukan pegawainya. Saya pun tidak takut dimarahi kalau salah, karena dia toh tidak menggaji saya. Alasan yang sama juga saya pakai ketika saya membantu tim support system MLM saya tanpa dibayar.
  7. Kalau mau menikah dalam 3 tahun (sejak pertama kali berbisnis MLM), dimulai dari nol (tanpa memiliki apa-apa), harus beli mobil, rumah, pesta, honeymoon, mana bisa kalau jadi pegawai???
  8. Saya bisa berpacaran dengan rekan kerja (downline) saya, dan bekerja sama saling menyemangati selama menjalankan bisnis. Kalau di perusahaan konvensional, pacaran dengan rekan sekerja sudah tidak disarankan, apalagi menikah (salah satu harus keluar). Di MLM, saya bisa menikah dengan downline saya, dan bisnis saya tetap tumbuh makin besar, hubungan pun makin lengket (karena kumpul lebih dari 8 jam setiap hari, dibandingkan dengan orang lain yang hanya kumpul waktu weekend atau hanya beberapa jam setiap hari).
  9. Saya bisa mengalahkan orang yang mengajak saya (upline saya), baik dari segi pendapatan, peringkat maupun omzet. Di tempat lain, bawahan pasti selalu kalah dengan atasan (skema piramid).
  10. Saya bisa kaya dengan membantu upline saya lebih kaya, karena upline saya juga membantu saya agar bisa kaya. Di perusahaan biasa, pegawai hanya memperkaya bos tanpa punya kesempatan dirinya sendiri bisa kaya. Sejarah menunjukkan: pegawai tidak pernah kaya. Orang terkaya selalu bukan pegawai (selalu kaya dari saham). Pegawai termahal tidak seorang pun yang masuk daftar orang terkaya, berapa pun gajinya, dan semua tunjangan hilang ketika pensiun (kalau pun ada, minimal jumlahnya).

Membangun Organisasi Network-Marketing Dengan Teknik ABC

Jika Anda baru bergabung dengan sebuah bisnis network-marketing, Anda akan diminta untuk menuliskan sebuah daftar berisi nama orang-orang yang dikenal baik teman, saudara, keluarga, kolega, teman kantor, dan sebagainya. Kemudian, Anda diminta untuk menghubungi orang-orang tersebut untuk menceritakan kesempatan bisnis yang Anda tawarkan. Metode tersebut adalah metode yang telah dipraktekkan selama lebih dari setengah abad. Walaupun metode tersebut cukup sederhana, tetap saja hanya segelintir orang yang berhasil melakukannya dengan sukses.

Kalau begitu, bagaimana caranya untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dalam merekrut di bisnis network-marketing?

Supaya tingkat keberhasilan merekrut dapat meningkat, Anda harus menyadari bahwa kegiatan merekrut adalah sebuah proses yang terdiri dari beberapa bagian :

Satu, Anda menawarkan sebuah kesempatan bisnis, sebuah kesempatan untuk menjadi boss.

Dua, Anda menawarkan kesempatan untuk bergabung dengan sebuah perusahaan network-marketing.

Kedua tahap di atas harus Anda lewati dengan benar sebelum Anda dapat mengajak prospek Anda untuk bergabung dalam bisnis network-marketing yang Anda jalankan.

Berapa persen dari orang-orang yang Anda kenal ingin menjadi boss dan memiliki usaha sendiri?

Saya yakin, jika memungkinkan, lebih dari 85% dari orang-orang yang Anda kenal bercita-cita menjadi boss dan memiliki usaha sendiri. Artinya, jika kendala-kendala yang ada dapat diatasi, 85% dari orang-orang yang Anda kenal akan memilih untuk menjadi boss dan menjalankan bisnis sendiri daripada bekerja untuk orang lain.

Kalau begitu, mengapa tidak semua dari 85% orang yang Anda kenal tersebut menjalankan bisnis mereka sendiri? Biasanya dikarenakan oleh adanya beberapa kendala, antara lain :

Satu : Dibutuhkan modal yang besar untuk memulai sebuah bisnis.

Dua : Dibutuhkan waktu yang banyak untuk mengelola sebuah bisnis.

Tiga : Resiko untuk memulai sebuah bisnis sangat tinggi.

Empat : Tidak tahu cara untuk memulai dan menjalankan sebuah bisnis.

Dengan Teknik ABC, Anda dapat secara bertahap menawarkan bisnis network-marketing kepada prospek Anda. Dengan Teknik ABC, ke-empat kendala yang menghambat seseorang untuk menjalankan bisnis sendiri dapat ditiadakan sehingga potensi Anda untuk merekrut juga meningkat secara signifikan.

Tahap-tahap yang terkandung dalam Teknik ABC adalah sebagai berikut :

Satu, Tahap A : Hapuskan kendala-kendala yang ada.

Dua, Tahap B : Hapuskan keraguan-keraguan yang timbul.

Tiga, Tahap C : Pelajari dengan serius dan mengambil keputusan untuk bergabung atau tidak.


Tahap A : Hapuskan kendala-kendala yang ada.

Skenario : Anda dan teman sedang berbicara santai sambil minum kopi. Kemudian Anda mencoba melihat apakah teman Anda merupakan prospek yang baik untuk bisnis network-marketing. Berikut ini kira-kira adalah diskusi yang berlangsung :

Anda : Saya merasa sudah waktunya untuk saya memulai bisnis kecil-kecilan. Anda pernah berpikir untuk melakukan hal yang sama?

Teman Anda : Tentu saja. Saya sudah berkali-kali memikirkan untuk mulai menjalankan bisnis kecil-kecilan.

Anda : Mengapa tidak direalisasikan?

Teman Anda : Sulit untuk direalisasikan. Terlalu banyak kendala…. Perlu modal besar, perlu komitmen waktu yang sangat banyak, resikonya besar di tengah krisis moneter. Lagipula, saya kan seorang insinyur. Saya tidak memiliki latar belakang bisnis.

Anda : Wah, Anda salah besar. Bagaimana kalau saya tunjukkan sebuah bisnis yang bisa dimulai dengan modal kecil, bisa dijalankan secara part-time, memiliki resiko yang sangat minim. Selain itu, Anda juga akan diberikan training dan pelatihan secara gratis. Anda berminat?

Teman Anda : Kalau begitu, saya tentu berminat.

Anda baru saja mempraktekkan Tahap A dari Teknik ABC. Pada tahap ini Anda memaparkan potensi yang ditawarkan oleh bisnis network-marketing, tanpa menyebutkan kata-kata network-marketing maupun MLM.

Tahap B : Hapuskan keraguan-keraguan yang ada.

Pada tahap ini, Anda mulai menyebut istilah “network”, “jaringan” ataupun “multi-level”. Biasanya pada tahap ini, Anda akan mengetahui apakah seorang prospek itu antusias terhadap bisnis network-marketing atau tidak.

Ada beberapa tipe prospek pada Tahap B Teknik ABC. Tipe-tipe meraka adalah :

Tipe Skeptis, yaitu orang-orang yang berpikiran bahwa network-marketing itu adalah penipuan sejenis penggandaan uang, money game dan sebagainya.

Tipe Netral, yaitu orang-orang yang pernah secara sepintas mendengar tentang beberapa perusahaan network-marketing yang besar, akan tetapi tidak pernah secara serius mempelajari bisnis ini.

Tipe Potensial, yaitu orang-orang yang berminat untuk memempelajari lebih lanjut mengenai bisnis network-marketing.

Di Tahap B, Anda bertujuan untuk menghapuskan keraguan-keraguan pada benak prospek Anda dengan memberikan informasi yang tepat dan benar tentang bisnis network-marketing. Informasi-informasi tersebut mungkin berupa artikel-artikel yang ditulis oleh beberapa selebriti maupun tokoh masyarakat. Tujuan dari Tahap B adalah untuk mempresentasikan bisnis network-marketing secara umum sebagai bisnis yang legal, dan berpotensi tinge dengan resiko rendah, dan bukan untuk mempromosikan bisnis atau perusahaan network-marketing yang Anda jalankan.

Jika Anda bertemu dengan Tipe Skeptis ataupun Tipe Netral, kemungkinan Anda untuk berhasil melewati Tahap B dengan sukses cukup terbatas. Hal ini dikarenakan Tipe Skeptis telah memiliki cara pandang tentang industri network-marketing yang sulit di hapus. Sedangkan untuk Tipe Netral, kemungkinan mereka tidak tertarik dikarenakan oleh alasan-alasan lain.

Jika Anda bertemu dengan Tipe Potensial, Anda dapat melewatkan Tahap B dan langsung memasuki Tahap C.

Tahap C : Pelajari dengan serius dan mengambil keputusan untuk bergabung atau tidak.

Pada Tahap C Teknik ABC, Anda memberikan materi presentasi mengenai perusahaan network-marketing yang Anda jalankan. Selain itu, Anda juga perlu menjelaskan mengenai beberapa produk utama dan business-plan dari perusahaan network-marketing yang Anda jalankan. Setelah itu, barulah Anda mengajak prospek Anda untuk mengambil keputusan untuk bergabung.

Kunci utama dari keberhasilan merekrut dan mengembangkan organisasi network-marketing bukanlah dari meyakinkan prospek mengenai potensi bisnis network-marketing, tetapi dari mengajak prospek-prospek untuk melihat dan mempelajari bisnis network-marketing. Biasanya setelah seorang prospek secara serius melihat dan mempelajari bisnis network-marketing, ia akan tergerak untuk mencoba untuk menjalankannya.

Teknik ABC yang diterapkan secara baik akan meningkatkan rasio orang-orang untuk melihat dan mempelajari bisnis network-marketing secara serius. Semakin banyak orang-orang yang berhasil Anda ajak untuk mempelajari bisnis network-marketing, semakin tinggi juga keberhasilan proses rekruting dalam mengembangkan organisasi bisnis network-marketing Anda.

Hukum Pygmalion - Hukum Berpikir Positif

Pygmalion adalah seorang pemuda yang berbakat seni memahat. Ia sungguh piawai dalam memahat patung. Karya ukiran tangannya sungguh bagus.Tetapi bukan kecakapannya itu menjadikan ia dikenal dan disenangi teman dan tetangganya. Pygmalion dikenal sebagai orang yang suka berpikiran positif. Ia memandang segala sesuatu dari sudut yang baik.

  • Apabila lapangan di tengah kota becek, orang-orang mengomel.Tetapi Pygmalion berkata, "Untunglah, lapangan yang lain tidak sebecek ini."
  • Ketika ada seorang pembeli patung ngotot menawar-nawar harga, kawan-kawan Pygmalion berbisik, "Kikir betul orang itu." Tetapi Pygmalion berkata, "Mungkin orang itu perlu mengeluarkan uang untuk urusan lain yang lebih perlu".
  • Ketika anak-anak mencuri apel dikebunnya, Pygmalion tidak mengumpat. Ia malah merasa iba, "Kasihan,anak-anak itu kurang mendapat pendidikan dan makanan yang cukup di rumahnya."

Itulah pola pandang Pygmalion. Ia tidak melihat suatu keadaan dari segi buruk, melainkan justru dari segi baik. Ia tidak pernah berpikir buruk tentang orang lain; sebaliknya, ia mencoba membayangkan hal-hal baik dibalik perbuatan buruk orang lain.

Pada suatu hari Pygmalion mengukir sebuah patung wanita dari kayu yang sangat halus. Patung itu berukuran manusia sungguhan. Ketika sudah rampung, patung itu tampak seperti manusia betul. Wajah patung itu tersenyum manis menawan, tubuhnya elok menarik. Kawan-kawan Pygmalion berkata, "Ah,sebagus-bagusnya patung, itu cuma patung, bukan isterimu." Tetapi Pygmalion memperlakukan patung itu sebagai manusia betul. Berkali-kali patung itu ditatapnya dan dielusnya. Para dewa yang ada di Gunung Olympus memperhatikan dan menghargai sikap Pygmalion, lalu mereka memutuskan untuk memberi anugerah kepada Pygmalion,yaitu mengubah patung itu menjadi manusia betul. Begitulah, Pygmalion hidup berbahagia dengan isterinya itu yang konon adalah wanita tercantik di seluruh negeri Yunani.

Nama Pygmalion dikenang hingga kini untuk mengambarkan dampak pola berpikir yang positif. Kalau kita berpikir positif tentang suatu keadaan atau seseorang, seringkali hasilnya betul-betul menjadi positif.

Misalnya,
* Jika kita bersikap ramah terhadap seseorang, maka orang itupun akan menjadi ramah terhadap kita.
* Jika kita memperlakukan anak kita sebagai anak yang cerdas, akhirnya dia betul-betul menjadi cerdas.
* Jika kita yakin bahwa upaya kita akan berhasil, besar sekali kemungkinan upaya dapat merupakan separuh keberhasilan.

Dampak pola berpikir positif itu disebut dampak Pygmalion. Pikiran kita memang seringkali mempunyai dampak fulfilling prophecy atau ramalan tergenapi, baik positif maupun negatif. Kalau kita menganggap tetangga kita judes sehingga kita tidak mau bergaul dengan dia, maka akhirnya dia betul-betul menjadi judes.

  • Kalau kita mencurigai dan menganggap anak kita tidak jujur,akhirnya ia betul-betul menjadi tidak jujur.
  • Kalau kita sudah putus asa dan merasa tidak sanggup pada awal suatu usaha, besar sekali kemungkinannya kita betul-betul akan gagal.

Pola pikir Pygmalion adalah berpikir, menduga dan berharap hanya yang baik tentang suatu keadaan atau seseorang. Bayangkan, bagaimana besar dampaknya bila kita berpola pikir positif seperti itu. Kita tidak akan berprasangka buruk tentang orang lain. Kita tidak menggunjingkan desas-desus yang jelek tentang orang lain.

Kita tidak menduga-duga yang jahat tentang orang lain.

Kalau kita berpikir buruk tentang orang lain, selalu ada saja bahan untuk menduga hal-hal yang buruk. Jika ada seorang kawan memberi hadiah kepada kita, jelas itu adalah perbuatan baik. Tetapi jika kita berpikir buruk,kita akan menjadi curiga, "Barangkali ia sedang mencoba membujuk," atau kita mengomel, "Ah, hadiahnya cuma barang murah." Yang rugi dari pola pikir seperti itu adalah diri kita sendiri.Kita menjadi mudah curiga. Kita menjadi tidak bahagia. Sebaliknya, kalau kita berpikir positif,kita akan menikmati hadiah itu dengan rasa gembira dan syukur, "Ia begitu murah hati. Walaupun ia sibuk, ia ingat untuk memberi kepada kita."

Warna hidup memang tergantung dari warna kaca mata yang kita pakai

Kalau kita memakai kaca mata kelabu, segala sesuatu akan tampak kelabu. Hidup menjadi kelabu dan suram. Tetapi kalau kita memakai kaca mata yang terang, segala sesuatu akan tampak cerah. Kaca mata yang berprasangka atau benci akan menjadikan hidup kita penuh rasa curiga dan dendam.Tetapi kaca mata yang damai akan menjadikan hidup kita damai.

Hidup akan menjadi baik kalau kita memandangnya dari segi yang baik. Berpikir baik tentang diri sendiri. Berpikir baik tentang orang lain. Berpikir baik tentang keadaan. Berpikir baik tentang Tuhan.

Dampak berpikir baik seperti itu akan kita rasakan. Keluarga menjadi hangat. Kawan menjadi bisa dipercaya. Tetangga menjadi akrab. Pekerjaan menjadi menyenangkan. Dunia menjadi ramah. Hidup menjadi indah. Seperti Pygmalion, begitulah.

Dua Kunci Sukses Bisnis Network-Marketing

Jika Anda bertanya kepada pelaku bisnis network-marketing tentang kunci sukses dalam menjalankan bisnis ini, Anda akan mendapatkan beragam jawaban atas pertanyaan tersebut. Tapi, berdasarkan pengalaman dan pengamatan saya, hanya ada 2 kunci sukses dalam menjalankan bisnis network-marketing. Kalau begitu, apakah kedua kunci sukses di bisnis network-marketing???

Kedua kunci sukses tersebut adalah :

  1. KONSISTENSI : Anda harus konsisten dalam menjalankan bisnis network-marketing Anda hari-demi-hari, bulan-demi-bulan, tahun-demi-tahun. Sebagai seorang network-marketer, Anda harus konsisten dalam menggunakan produk perusahaan Anda. Selain itu, Anda juga harus konsisten dalam menjalankan kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan organisasi network-marketing Anda. Kegiatan-kegiatan pengembangan bisnis yang harus Anda lakukan secara konsisten adalah : melakukan presentasi, merekrut distributor baru, membimbing dan mendidik distributor baru supaya mereka dapat melakukan hal yang sama. Jika Anda dapat menjalankan kegiatan-kegiatan di atas secara konsisten selama 2 s/d 3 tahun dalam mengembangkan bisnis network-marketing Anda, hampir boleh dipastikan Anda akan dapat menikmati residual income yang tinggi dari bisnis network-marketing yang Anda jalankan.
  2. JANGAN PERNAH MENYERAH : Penyebab utama kegagalan sebuah bisnis network-marketing adalah distributor yang menyerah. Semua pelaku bisnis network-marketing harus sadar bahwa kebebasan finansial tidak akan datang dengan sendirinya setelah formulir pendaftaran distributor ditanda-tangani oleh mereka.

Banyak pekerjaan dan pengorbanan yang harus dilakukan selama 2 s/d 3 tahun pertama menjalankan bisnis ini sebelum residual income yang diperoleh dapat memberikan kebebasan finansial yang Anda impikan. Selama 2 s/d 3 tahun pertama itulah Anda melakukan investasi dan membangun asset. Residual income baru akan datang setelah fondasi asset Anda berdiri dengan kokoh.

Bisnis network-marketing adalah bisnis yang paling adil karena hasil yang Anda peroleh dari bisnis network-marketing benar-benar merupakan buah dari investasi modal, waktu dan usaha yang Anda tanamkan.

Jika Anda menjalankan bisnis network-marketing atas kesadaran Anda sendiri dan tanpa paksaan orang lain, maka Anda juga dapat menyerah dan berhenti menjalankan bisnis network-marketing kapan saja tanpa paksaan orang lain.

Intinya adalah, jika Anda dapat menyerah kapan saja, mengapa harus menyerah sekarang??? Mengapa harus menyerah sekarang jika Anda tahu bahwa dengan sedikit usaha tambahan dan konsistensi dalam menjalankan bisnis, Anda dapat mendapatkan residual income dan kebebasan-finansial yang Anda idam-idamkan 2 s/d 3 tahun kemudian?

Anda sendiri yang harus menentukan apakah Anda akan menjadi seorang yang SUKSES ataupun GAGAL di bisnis network-marketing. Semuanya terserah Anda!!!

Pemain Baru di Bisnis Network Marketing

Jika Anda pernah menghadiri presentasi bisnis network-marketing pada saat bisnis network-marketing mulai beroperasi di Indonesia kurang lebih 10 tahun yang lalu, Anda akan melihat banyak ibu-ibu rumah tangga yang hadir. Sekarang, bisnis network-marketing telah digeluti oleh orang dari berbagai kalangan dan latar belakang yang berbeda, tapi yang berkembang paling pesat adalah pelaku network marketing baru dari kalangan eksekutif dan kalangan professional.

Perkembangan industri network-marketing selama satu dekade terakhir telah berhasil menarik minat banyak kalangan untuk ikut berpartisipasi. Saat ini, kita sudah melihat banyak professional yang menjalankan dan mengembangkan bisnis network-marketing mereka sendiri.

Sekarang, jika Anda menghadiri presentasi bisnis network-marketing, sudah merupakan hal yang lumrah untuk melihat dokter, bankir, pengacara, bintang sinetron, selebritis yang berpartisipasi dalam presentasi bisnis tersebut.

Meningkatnya partisipasi dari kalangan eksekutif dan professional memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perkembangan industri network-marketing. Dengan bergabung, kalangan professional membawa keahlian teknis, pengakuan sosial dan juga kredibilitas terhadap industri network-marketing. Para professional ini adalah orang-orang yang mempunyai karir yang relatif mapan dan penghasilan yang relatif tinggi.

Kalau begitu, mengapa para eksekutif dan professional ini berminat menggeluti bisnis network-marketing?

Para professional tertarik untuk menggeluti bisnis network-marketing karena bisnis ini menawarkan potensi kebebasan finansial (financial freedom) dan kebebasan untuk mengatur hidup mereka sendiri tanpa harus bergantung kepada orang lain.

Para professional adalah calon-calon yang ideal untuk menggeluti bisnis network-marketing. Mengapa?

Mari kita analisa kehidupan seorang dokter. Seorang dokter bekerja 10 s/d 12 jam sehari, dan kadang-kadang harus siaga 24 jam. Memang tidak dapat dibantah bahwa penghasilan seorang dokter relatif cukup tinggi. Jika seorang dokter memperoleh pendapatan Rp.300 juta per tahun, penghasilan tersebut tetap saja merupakan penghasilan linear (linear income). Seorang dokter menerima income jika mereka bekerja/berpraktek, jika mereka tidak bekerja/berpraktek, income tidak akan datang dengan sendirinya.

Walaupun seorang dokter memperoleh income yang relatif tinggi, ia juga menginginkan lebih banyak waktu untuk keluarganya, untuk mengembangkan hobbynya atau untuk menikmati liburan dengan keluarganya. Bisnis network-marketing memungkinkan seorang dokter untuk mencapai apa yang tidak ditawarkan oleh penghasilan linear dia.

Kalangan eksekutif (seperti bankir) juga menginginkan hal yang sama. Akibat Krisis Moneter, banyak bankir yang dulu memperoleh income ratusan juta per tahun mengalami PHK hingga harus mencari sumber income lain dan dapat memberikan income tinggi secara lebih terjamin.

Untuk para eksekutif yang tidak terkena PHK akibat krisis moneter, mereka mungkin harus bekerja 2 kali lebih keras tanpa memperoleh kenaikan gaji. Oleh karena itu, mereka juga mulai mempertimbangkan alternatif-alternatif lain untuk memperoleh income yang tinggi. Lagi-lagi, bisnis network-marketing merupakan solusi yang mereka butuhkan.

Network-marketing adalah satu-satunya bisnis yang beresiko rendah, tetapi berpotensi memberikan hasil yang luar biasa tinggi. Hal ini tentu saja menarik untuk para professional yang walaupun mempeoleh income yang tinggi, tetapi harus dengan mengorbankan waktu yang seharusnya di-alokasikan untuk keluarga dan orang-orang tercinta.

Saya yakin, dengan berlalunya waktu, akan semakin banyak lagi eksekutif dan professional yang juga akan ikut bergabung dan mengembangkan industri network-marketing ini.

Jika Anda adalah seorang professional yang sedang mempertimbangkan untuk menggeluti bisnis network marketing, dengan senang hati saya akan bekerjasama dengan Anda untuk mewujudkan financial independence yang Anda impikan.

Network Marketer & Konglomerat Properti : Sebuah Analogi

Jika Anda menjalankan bisnis network marketing, maka Anda dapat di-ibaratkan seperti seorang konglomerat properti yang mempunyai banyak asset-asset properti berupa gedung dan perkantoran bertingkat. Bagaimana mungkin???

Bisnis network marketing adalah sebuah bisnis jangka panjang yang akan memberikan hasil berupa residual income secara terus-menerus walaupun usaha awal untuk memperoleh income tersebut telah selesai dilakukan pada waktu yang lampau. Seorang network marketer perlu menginvestasikan modal, meluangkan waktu untuk membangun organisai network-marketing secara perlahan-lahan, satu distributor demi satu distributor. Pada saat organisasinya telah berkembang, sukses dan produktif, residual income akan diperoleh secara terus menerus walaupun ia memutuskan untuk tidak lagi aktif menjalankan bisnis network marketingnya.

Seorang konglomerat properti juga membutuhkan waktu yang lama untuk merencanakan proyek properti, membangun pondasi, menyelesaikan konstruksi setingkat demi setingkat hingga akhirnya selesai membangun gedung bertingkat yang menghasilkan uang sewa secara terus-menerus di kemudian hari.

Jika Anda baru saja memulai bisnis network marketing Anda, kemungkinan besar Anda akan bertemu dengan orang yang mentertawai, menganggap remeh atau bahkan mencemooh usaha Anda dalam mengembangkan bisnis network marketing Anda. Pada saat Anda berada dalam posisi sulit tersebut, Anda dapat memberikan jawaban sebagai berikut :

“Teman, mari saya ceritakan proyek apa yang sedang saya kerjakan. Saat ini, saya sedang menjalankan proyek jangka panjang untuk mencapai kebebasan finansial (financial freedom). Proyek yang saya kerjakan sekarang kurang lebih mirip sebuah proyek properti. Bisa diibaratkan saya sedang membangun apartemen 50 kamar untuk dikontrakkan kepada orang lain.”

“Anda sendiri tahu bahwa perlu waktu untuk membangun apartemen 50 kamar bukan?? Nanti kalau sudah selesai dibangun, saya akan menikmati income dari hasil mengontrakkan 50 apartemen tersebut kepada orang lain.”

“Saat ini, saya sedang dalam proses konstruksi gedung apartemen-nya. Wajar saja kalau sewaktu saya membangun gedung tersebut, saya perlu melakukan investasi. Dan tentu saja selama periode konstruksi gedung apartemen tersebut, saya masih belum akan menikmati uang sewanya, bukan??”

Berhentilah berbicara sejenak. Lawan bicara Anda pasti sadar bahwa tidak mungkin memperoleh uang sewa apabila gedung apartemen 50 kamar tersebut belum selesai dibangun.

Kemudian lanjutkan pembicaraan Anda :

“Begitulah keadaannya. Saat ini saya sedang berada dalam tahap membangun. Nanti kalau sudah selesai, akan saya kabarkan dan bersama-sama akan kita lihat hasilnya.”

“Bagaimana dengan Anda?? Apakah Anda melakukan proyek jangka panjang untuk masa depan Anda??”

Cukup demikian tanggapan Anda. Tergantung kepada lawan bicara Anda untuk memahami dan mempelajari bisnis network marketing yang sedang Anda jalankan.

Jangan pernah merasa malu mengakui bahwa Anda melakukan bisnis network marketing!!!

Anda memang benar-benar menjalankan proyek jangka panjang, sama seperti halnya seorang konglomerat properti. Apakah seorang konglomerat properti merasa malu jika gedung bertingkat yang dibangunnya sedang dalam tahap perencanaan dan konstruksi??? Tentu saja tidak!!! Oleh karena itu, Anda juga tidak perlu merasa malu mengakui keterlibatan Anda di bisnis network marketing. Berapa banyak income yang Anda harapkan dari bisnis network marketing Anda?? Semuanya terserah Anda. Yang perlu Anda ingat adalah, Anda sedang membangun asset yang akan menghasilkan income di kemudian hari. Mungkin perlu waktu beberapa tahun untuk dapat menikmati hasil dari investasi Anda. Konglemerat properti juga membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum dapat menikmati income dari menyewakan gedung bertingkat yang dia bangun.

Jadi, berapa banyak income yang Anda harapkan dari bisnis network marketing Anda???

0 Responses to “Faktor Penyebab Kegagalan Dalam Merekrut”

Posting Komentar

jangan lupa tinggalkan komentar ya... Thanks atas kunjungannya ..!!!

All Rights Reserved Mlaten Kota | Blogger Template by Bloggermint