Dua Mitos Mengenai Sukses

Saya akan mengungkap 2 mitos tentang sukses. Mungkin Anda akan terkejut dan tidak percaya terhadap apa yang saya tulis. Atau mungkin Anda akan protes. Sebaliknya, jika Anda setuju dan percaya terhadap apa yang saya tulis maka Anda sungguh sudah memiliki pemahaman dan pencerahan dalam pencapaian sukses. Mitos adalah suatu keyakinan yang kebenarannya tidak bisa dibuktikan. Apa dua mitos sukses yang saya maksud? Pertama: “sukses harus dengan kerja keras”. Kedua: “orang sukses adalah orang yang terampil atau pintar”. Saya akan tunjukan bahwa kedua hal ini sebenarnya hanya mitos.

Jika sukses dihasilkan dari kerja keras, maka akan banyak milioner di setiap sudut kota. Tahukah Anda banyak pedagang yang berdagang dari subuh sampai larut malam namun tidak kaya-kaya? Padahal mereka sudah berdagang puluhan tahun. Tahukah Anda ada pedagang bambu yang membawa segerobak bambu dengan didorong dari desa jam 1 malam agar sampai di kota pagi hari? Apakah mereka kaya? Tidak.

Sementara, ada dua tukang bakso. Sama-sama bekerja keras mendorong gerobak bakso dari padi sampai malam. Anehnya yang satu sukses dan memiliki rumah makan bakso sendiri, sementara tukang bakso lainnya tetap mendorong gerobak dengan penghasilan jauh dibawah temannya. Apa yang salah? Padahal keduanya sama-sama bekerja keras?

Apakah kita tidak perlu kerja keras untuk sukses? Tentu saja sangat perlu. Tapi bukan satu-satunya dan bukan penyebab utama sukses.

Mitos kedua ialah masalah keterampilan. Betulkah lebih terampil akan lebih sukses? Bisa jadi Anda lebih terampil dibanding bos Anda. Banyak orang yang berkgelar MBA tetapi “tidak bisa” bisnis. Malah lulusan SDTT (SD Tidak Tamat) bisa sukses bisnis. Ini adalah realitas dan fakta, bahwa lebih pintar dan lebih terampil tidak menjamin Anda sukses.

Apakah tidak perlu terampil untuk sukses? Tentu saja sangat perlu. Jika Anda ingin sukses, salah satu syaratnya ialah Anda harus mengerti ilmunya dan terampil. Tetapi bukan satu-satunya penyebab sukses.

Lalu apa penyebab utama sukses? Sukses tidaknya Anda akan ditentukan oleh pola pikir Anda. Jika Anda sudah memiliki pola pikir yang benar, maka kerja keras akan mengikuti. Keterampilan yang diperlukan akan Anda miliki dalam perjalanan menuju sukses.

Jadi yang benar adalah:

Think and Grow Rich

bukan

Work Hard and Grow Rich

by Mas Javas · 0

Sensitivitas uang


Berapa isi rekening tabungan Anda di bank? Besar kemungkinan Anda hanya ingat pembulatan dua angka pertama. Misalnya tabungan Anda bernilai 6.735.856 , paling-paling Anda ingat sekitar 6,7 juta, atau bahkan cuma 6 juta. Jadi kalau ada yang mencuri sebesar 10 ribu setiap bulan dari rekening itu, Anda tidak akan tahu. Dua angka itu dapat kita sebut tingkat sensitivitas kita terhadap uang. Kebanyakan orang, apakah penghasilannya sedikit ataupun banyak, hanya mengingat dua angka saja dari nilai uang yang dia miliki.

Apa bedanya ponsel seharga 500.000 dan 499.000? Bedanya, sekilas harga yang kedua lebih murah, padahal relatif sama saja. Itu juga akibat kecenderungan kita untuk sensitif pada angka pertama, kemudian baru pada angka kedua. Nah itulah yang menarik untuk kita amati.

Suatu ketika bersama dengan istri membeli telur asin di Griya. Harga tercantum adalah Rp 3.275 untuk 2 butir.

“Mahal nggak dik?” tanya saya.

“Ah, hanya selisih 300 rupiah,” jawabnya.

Kalkulasi mental secara cepat membulatkan telur tersebut menjadi 3.200 (aslinya 3.275!), kemudian seingat istri saya harga telur asin yang biasa kami beli adalah 1.300. Jadi duabutir telur seharga 3200 berarti per butirnya 1.600. Alias selisih 300 perak saja. Padahal kalau dihitung lebih teliti, selisih dua telur tersebut adalah 3.275 (dua telur) dengan 2.600 (dua telur), atau berarti 675. Persentase selisih lebih mahal adalah 25,96% alias 26%! Andai setiap kali beli kita membeli dengan ekstra lebih mahal 25% betapa cepat bangkrutnya kita!

Tapi ya itu, kan total ruginya cuma 375. Masih dapat ditolerir. Bandingkan dengan kerepotan untuk beli di warung yang berbeda. Yah, kebetulan cuman telor. Bagaimana saat membeli voucher handphone, bagaimana beli aqua galon, bagaimana saat membeli buku? Dan sebagainya.

Semua itu tidak terasa rugi karena sensitivitas kita masih berada di atas harga selisih yang kita tanggung. Sebagian orang sensitif pada pembulatan 1000-an rupiah. Sebagian lain mulai sensitif pada pembulatan 5000-an. Dan kalau Anda berpenghasilan hingga puluhan juta rupiah setiap bulan, mungkin Anda baru serius melihat selisih harga bila melewati angka 50.000-an.

Yang jelas, sensitivitas kita terhadap nilai uang menjadi salah satu penyebab mengapa seringkali uang kita tidak cukup setiap bulannya. Ha, ini baru menjadi serius!

by Mas Javas · 0

Jalan yang dianjurkan


Akhir-akhir ini makin banyak saja orang membicarakan tentang bebas finansial. Anda tidak paham tentang bebas finansial? Ya, berarti Anda ketinggalan.

Konsep bebas finansial mungkin sudah tua umurnya, namun seakan menjadi baru kembali ketika buku Rich Dad Poor Dad tulisan Robert Kiyosaki laris manis di pasaran. Financial freedom, itulah mantra yang dipakai untuk menyihir banyak orang agar terjun ke dunia investasi, dan juga terutama disuarakan para pemasar MLM. Mantra ini memang dahsyat, dan saya pun ikut terkena sihirnya… hehe.

Beberapa tahun lamanya mantra bebas finansial itu memberikan suatu semangat untuk merancang kehidupan finansial yang merdeka, bebas untuk melakukan apa saja. Itu dunia yang sangat indah, dan saya yakin memang indah. Bukankah sangat indah kalau Anda bisa berkarya tanpa harus pusing mikirin duit? Bukankah sangat indah kalau Anda bisa mengerjakan sesuatu karena ingin, dan bukan karena terpaksa?

Sampai suatu ketika istri saya bertanya, “Lah, kalau semua hal ditunda sampai bebas finansial, kapan kita menikmatinya…?”

Saya tercenung. Iya, ya, kalau tiba-tiba saya mati di tengah perjalanan menuju bebas finansial itu, trus semuanya buat apa? Saya ingat sebuah buku yang memuat sebuah cerita tentang seorang istri yang meninggal. Sang suami begitu menyesal dan menangis saat mendapati sebuah baju sang istri di almari yang masih terlipat bagus. Dia ingat, istrinya pernah berkata bahwa baju itu dia simpan agar bisa dipakai pada acara yang istimewa. Kenyataannya sang istri meninggal, dan baju itu belum sempat dipakai! Jadi buat apa baju itu ada? Kenapa tidak dia pakai saja baju bagus itu sehari-hari. Toh selalu bisa dibeli sebuah baju baru lainnya? Pesan moral cerita itu adalah agar kita sadar untuk menikmati keindahan dunia ini saat ini juga, dan tidak menunda-nunda untuk masa yang akan datang. Ya, kalau kita sampai pada masa yang akan datang itu.

Tentunya maksud cerita itu bukanlah kita berfoya-foya hanya untuk masa kini. Maksudnya adalah harus hidup seimbang, menikmati masa kini sekaligus mempersiapkan masa depan. Jadi, jangan terfokus hanya kepada bebas finansial.

Karena itulah jalan yang dianjurkan adalah menapaki jalan damai finansial. Inilah jalan awal yang perlu dituju. Andai, sekali lagi andai, tiba-tiba kita meninggal, maka paling tidak kita sudah mendapatkan kedamaian, sudah punya tabungan yang lebih penting yaitu tabungan akhirat. Sejujurnya saya sering melihat bahwa banyak orang terobsesi dengan jalan bebas finansial, akibatnya hidup mereka tampaknya hanya fokus mengejar kesuksesan dunia. Tak jarang agar cepat sukses, tampak sekali ambisi yang berlebihan hingga tidak menikmati suasana di sekitarnya. Fokusnya ada di suatu saat di masa depan, sehingga seperti kehilangan masa kini. Jalan bebas finansial itu panjang. Kiyosaki sendiri memperkirakan bahwa rata-rata seseorang yang berdisiplin untuk meraih bebas finansial memerlukan waktu hingga 20 tahun! Kalau seseorang hanya fokus pada bebas finansial, boleh jadi dia kehilangan nikmatnya kehidupan sepanjang perjalanan tersebut.

Maka inilah jalan yang dianjurkan. Target pertama adalah menjadikan diri kita mencapai kedamaian finansial. Hidup damai dengan bebas hutang dan berkontribusi kepada kehidupan. Uang dipakai sebagai sarana menikmati kehidupan yang bermakna. Tentu ini bukan perkara sepele. Menjadikan diri agar berdisiplin bebas dari hutang memerlukan sikap yang berat bagi banyak orang. Uang selalu saja terasa tidak cukup. Padahal bukan uangnya yang tidak cukup, tapi keinginannya yang melebihi kemampuan. Kalau seseorang sudah mampu mengendalikan dirinya, maka damai finansial merupakan hal yang pasti dapat diraih. Pencapaian di jalan damai finansial ditandai dengan bebas dari hutang dan kegembiraan berkontribusi bagi kehidupan.

jalan FH

Ukuran damai finansial adalah porsi sedekah yang cukup berarti dari penghasilan. Ini menuntut kerelaan yang tinggi. Selain itu ini juga menuntut kita untuk bebas hutang! Mengapa? Karena tidak layak bagi seseorang yang mempunyai banyak hutang untuk banyak bersedekah. Islam mengajarkan bahwa hutang harus didahulukan daripada sedekah, sehingga seorang gharim (orang yang banyak hutang kepada umum) adalah salah satu kelompok yang layak mendapat zakat fitrah!

Lalu mereka yang banyak hutang apakah tidak perlu bersedekah? Salah juga. Dianjurkan bersedekah dalam porsi yang pantas (kecil) sebagai jalan untuk mengatasi masalah hutang itu. Loh, kok paradoks? Bersedekah dalam porsi yang pantas sebagai jalan untuk memakbulkan doa merupakan tuntunan agama pula. Yang tidak boleh adalah sedekah berlebihan, padahal masih banyak hutang.

Seseorang perlu fokus untuk meraih damai finansial ini dahulu, baru kemudian fokus meningkatkan tingkatan pasif income. Dengan demikian jalan yang dianjurkan adalah, berusaha meraih damai finansial dan seterusnya meraih bahagia finansial. Sehingga, kalau saja tiba-tiba Anda terhenti di tengah jalan kehidupan, Anda tidak akan menyesal

by Mas Javas · 0

Financial Happiness Model


Mari kita mulai dengan sebuah model. Model sangat penting untuk memudahkan pemahaman.

model

Model ini menunjukkan kondisi keuangan seseorang. Sumbu mendatar, menunjukkan kemampuan kendali atas uang. Ada orang yang uangnya terbatas, ada yang longgar (merdeka). Pada sumbu ini indikatornya adalah rasio kemakmuran (wealth ratio /WR). Batas kedua kondisi adalah WR>=1. Penjelasan tentang WR ini dapat dipelajari pada artikel Lompatan Kuantum kekayaan.

Selanjutnya sumbu vertikal adalah sumbu nilai spiritual dari uang. Indikator pada sumbu ini adalah banyaknya porsi sedekah dari kekayaan yang dimiliki (Giving Ratio/ GR). Tentang pentingnya sedekah untuk mencapai kebahagiaan dapat dipelajari pada artikel Seni Bersedekah. Batas kedua kondisi adalah porsi sedekah mencapai 10% penghasilan (GR>=0.1).

Dari model tersebut dapat digolongkan ada 4 kondisi keuangan seseorang.

Kondisi pertama adalah mereka yang mengalami GAMANG FINANSIAL (Financial Uncertainty), yaitu ketika uangnya pas-pasan, dan merasa sempit dalam hidup ini.

Kondisi kedua adalah mereka yang sudah longgar keuangan dan mencapai BEBAS FINANSIAL (Financial Freedom), yaitu mereka yang pendapatan pasif (passive income) sudah menutup biaya hidup, sehingga tidak perlu lagi pusing cari uang. Namun belum tentu orang semacam ini merasakan bahagia.

Kondisi ketiga adalah mereka yang mencapai DAMAI FINANSIAL (Financial Peaceful), yaitu mereka yang terbatas keuangan namun merasakan hidup yang bermakna.

Dan kondisi keempat adalah yang mencapai BAHAGIA FINANSIAL (Financial Happiness), yaitu memiliki keberlimpahan uang dan merasakan hidup yang bermakna secara spiritual.

Saya yakin, kombinasi antara kemampuan menghasilkan pasif income, dan kerelaan untuk berbagi (sedekah) adalah kunci mencapai kabahagiaan finansial.

Perlu juga dicatat, bahwa boleh jadi tidak semua dari kita akan sempat mencapai Bebas Finansial, namun insya Allah semua diri kita bisa mencapai Damai Finansial.

Selanjutnya bagaimana untuk mencapai Damai Finansial, Bebas Finansial, atau Bahagia Finansial itu?

Mari kita gunakan kerangka pikir (framework) SEPIA.

Lima langkah SEPIA meraih kebahagiaan finansial :

  1. benar memandang uang (SQ)
  2. yakin penggunaan uang (AQ)
  3. obyektif menilai uang (EQ)
  4. cerdik mengelola uang (PQ)
  5. pintar menghitung uang (IQ)

Dengan menggunakan 5 kecerdasan SEPIA itu kita bisa bertindak secara bijak dan cerdik untuk meraih Bahagia Finansial.

by Mas Javas · 0

Ilmu silat uang

Apakah Anda mau naik gaji 3 kali lipat dengan cepat?

Apakah Anda mau meningkatkan keberhasilan usaha Anda 1000 bahkan 10.000 persen?

Apakah Anda ingin berpenghasilan tak terbatas?

Begitulah kira-kira berbagai bentuk iklan yang sering kita lihat tentang training keuangan. Iklan itu benar, dan sah-sah saja. Hanya saja iklan itu menggambarkan sebagian dari cara seseorang untuk meraih kebahagiaan finansial. Ikaln itu hanya berfokus pada bagaimana kita meningkatkan penghasilan.

Padahal untuk meraih bebas finansial diperlukan 3 ilmu sekaligus : ilmu mengendalikan uang, ilmu menghasilkan uang, dan ilmu menyimpan uang. Kalau dalam dunia persilatan, ada tiga ilmu yang utama : kuda-kuda, jurus pukulan dan tangkisan, dan tenaga dalam.

silat uang

Kuda-kuda kendali diri

Kebanyakan orang dalam tujuan meraih kekayaan mengandalkan kenaikan penghasilan. Apakah cara ini dijamin berhasil? Tidak. Justru ilmu pertama yang perlu dikuasai adalah ilmu pengelolaan keuangan. Kalau dalam silat, inilah yang disebut ‘kuda-kuda’.

Semua perguruan silat saat pertama kali melatih anggota baru berfokus pada mengajarkan kuda-kuda. Percuma punya jurus pukulan sakti, percuma juga punya tenaga dalam yang hebat, selama kuda-kudanya lemah seseorang akan terpelating dan terluka oleh jurusnya sendiri.

Demikian pula dalam mengelola uang, yang pertama kali diajarkan haruslah ilmu mengelola uang sedemikian rupa sehingga berapapun uang yang Anda miliki akan bisa cukup untuk memnuhi kebutuhan Anda. Kalau ilmu yang ini belum dikuasai, maka berapapun penghasilan Anda akan tetap kurang dan nombok di akhir bulan.

Sedemikian pentingnya ilmu kuda-kuda ini sehingga bila seseorang sungguh-sungguh ingin menguasai ilmu menjadi kaya, maka yang perlu dipelajari pertamakali adalah ilmu pengendalian uang ini.

Jurus penghasilan

Setelah mempunyai dasar pengelolaan uang yang cukup baik (dibuktikan dengan cukupnya penghasilan Anda dan bebas hutang), maka ilmu berikutnya yaitu jurus pukulan dan tangkisan baru layak dikuasai. Ilmu ini adalah berbagai kiat untuk bisa menghasilkan ‘massive income’, yaitu pendapatan yang besar, yang bisa menyisakan tabungan setelah dikurangi dengan keperluan rutin sehari-hari. Ada berbagai kita, ada berbagai jurus, ada berbagai jenis pukulan sakti yang bisa digunakan untuk mendapatkan penghasilan yang besar. Setiap orang tentunya perlu mempunyai satu dua jurus pamungkas, selain jurus-jurus standar dalam mencari penghasilan.

Apakah dalam pekerjaan Anda sekarang, Anda sudah punya jurus pamungkas? Kita bisa evaluasi dengan seberapa cepat dan sering kita bisa mendapatkan penghasilan yang relatif cukup besar. Kalau selama ini penghasilannya relatif stabil (dan kecil), berarti belum menemukan jurus sakti pamungkas.

Tenaga dalam investasi

Puncak dari ilmu silat akhirnya adalah tenaga dalam. Percuma juga punya kuda-kuda yang benar, jurus yang bagus, tapi tidak punya tenaga dalam. Tenaga dalam di keuangan adalah ilmu invetasi yang akan memberikan Anda penghasilan pasif. Ini seakan-akan membangun tenaga dalam yang akan membuat silat Anda makin dahsyat. Ini juga seakan ilmu pernafasan menyimpan nyawa, yang akan membuat Anda bisa bangkit kembali setelah kalah telak dalam sebuah pertempuran.

Ibaratnya, andai Anda mendapat musibah berupa PHK, atau mengalami sakit dan kecelakaan, atau memang pensiun, maka penghasilan dari investasi inilah yang akan menyelamatkan Anda. Ibaratnya, setelah makin tua dan fisik makin lemah, maka pesilat tangguh akan tetap hebat jika memiliki tenaga dalam yang hebat.

* * *

Jadi kita perlu memiliki 3 ilmu sekaligus, yaitu kuda-kuda, jurus sakti, dan tenaga dalam. Urutannya pun demikian. Mula-mula pelajari dulu hingga mahir tentang kuda-kuda kendali uang. Kemudian tingkatkan untuk menguasai jurus sakti penghasilan. Lalu amankan hari tua Anda dengan menghidupkan tenaga dalam investasi.

Ya, kira-kira begitulah!

by Mas Javas · 0

Nganggur, kerja, ibadah, sama capeknya

Orang itu masih duduk di tempat yang sama, duduk di taman rumput pinggir jalan, memakai topi, dan tidak melakukan apapun kecuali sekedar duduk-duduk saja. Begitulah yang kulihat ketika berangkat kerja di pagi hari, demikian pula yang kulihat ketika pulang di sore hari. Orang itu masih duduk di tempat sama, dan tidak melakukan apa-apa.

Kemudian terpikir dalam benak ini, apakah saya lebih capek hari itu dibandingkan dia? Rasanya tidak juga. Sepertinya dia juga mengalami kelelahan, mungkin kelelahan mental. Tampaknya duduk bengong seharian akan sama capeknya dengan bekerja seharian.

Pekerjaan saya sekarang ini memberikan keleluasaan dalam mengatur waktu kerja. Tidak leluasa amat, tapi boleh datang agak lambat atau pulang agak cepat. Terkadang saya sengaja tidak pergi ke kantor dan memilih bekerja di rumah, apakah itu menulis, mengoreksi ujian, membaca, dan kadang pula istirahat karena sebelumnya pergi ke luar kota. Yang saya rasakan, tidur melulu sepanjang hari, lalu berusaha tidak melakukan apapun, hanya nonton TV misalnya, betul-betul keiatan yang membosankan dan melelahkan pikiran. Rasanya diri ini tak berharga, tak menghasilkan apa-apa, dan hanya membuang waktu seharian (sementara umur kita makin pendek). Useless. Perasaan tak berharga itu sungguh melelahkan.

Jadi saya tahu bahwa nganggur itu tidak enak, membosankan, melelahkan. Sama capeknya dengan orang bekerja. Karena itu bila Anda sekarang memiliki pekerjaan, bercapek-capek pergi dari rumah ke kantor, berimpitan di KRL (Kereta Rel Listrik) maupun bis umum, terpaksa lari menghindari hujan maupun berkeringat di terik matahari, dan masih ditambah menghadapi bos yang kurang menyenangkan, maka BERGEMBIRALAH bahwa Anda punya pekerjaan dan tidak nganggur. Nganggur itu tidak enak.

Saya terkadang bilang ke mahasiswa saya, “Tahu tidak bahwa kuliah itu berat, namun tidak kuliah itu lebih berat!” Ya, nganggur, apalagi dengan ketidakpastian dan kecilnya peluang masa depan, merupakan kegiatan yang berat, lebih berat daripada mengerjakan tugas kuliah dan ujian.

Nganggur dan bekerja itu sama capeknya.

Bekerja dan ibadah

Bekerja dan ibdah pun sama capeknya. Siapa bilang ibadah itu lebih capek?

Rekan saya dari New York suatu ketika pergi ke Indonesia untuk membentuk tim programmer buat bisnisnya di Amerika. Dia percaya tenaga Indonesia itu handal dan berkualitas, sementara biaya memang relatif jauh lebih hemat dibandingkan di Amerika. Pekerjaan bisa dikirim lewat internet, karena kebetulan data yang dibutuhkan berbentuk digital. Ketika proses mewawancara para pelamar, dia memberikan pengantar yang menekankan perbedaan bekerja saja dengan bekerja sebagai ibadah. Dia adalah muallaf yang taat. Kira-kiranya begini terjemah bebasnya (dia ngomong dalam bahasa Inggris, dan kami manggut-manggut pura-pura ngerti), “Sekedar bekerja, dengan bekerja sebagai ibadah itu sama capeknya. Seorang programmer sibuk bekerja keras hingga malam, sampai hampir pecah kepalanya. Dan programnya mungkin juga tidak jalan. Programmer lain juga bekerja keras hingga malam, sampai hampir pecah kepalanya, namun dia berniat kerja sebagai ibadah. Hasilnya program mungkin juga tidak jalan, tapi dia mendapatkan pahala dari kerja kerasnya tersebut. Sama-sama kerja keras, sama-sama capek, tapi hasilnya berbeda.” Begitulah kira-kira yang dia sampaikan waktu itu, saya agak lupa persisnya, tapi kira-kira begitulah isinya.

Kerja dan ibadah itu sama capeknya. Tapi hasilnya beda, yang satu hanya duniawi (itupun sering luput), yang satunya plus ukhrowi mendapat hasil akhirat juga. Nah, bila Anda bekerja dengan tujuan plus ibadah, maka BERBAHAGIALAH. Anda sama capeknya dengan teman Anda sekedar bekerja, namun Anda mendapat pahala yang tidak akan didapatkan bila hanya sekedar bekerja.

Di manakah perbedaannya?

Lalu apa yang membedakan nganggur, kerja, dan ibadah, kalau akibatnya sama-sama capek?

Bedanya nganggur dengan kerja itu hanyalah MENAMBAHKAN TUJUAN PRODUKTIF dari apa yang kita lakukan. Bengong di pinggir jalan bila kemudian diberi tujuan untuk mengamati perilaku konsumen bisa bernilai kerja. Sama-sama duduk di pinggir jalan, namun karena ditambahkan tujuan produktif maka kegiatan itu menjadi bernilai.

Lalu apa bedanya bekerja dengan ibadah? Beribadah itu bukan hanya masalah shalat. Semua yang kita lakukan di dunia asalkan selaras dengan perintah Tuhan, maka kegiatan itu bisa bernilai ibadah. Yang perlu kita lakukan hanyalah MENAMBAHKAN NIAT IKHLAS dalam kerja kita itu. Apa itu ikhlas? Ikhlas itu artinya mengharapkan balasan sesuai kehendak Tuhan. Jadi kalau kita sudah usaha keras, bersungguh-sungguh, dengan niat baik, dan ridha/rela dengan apa pun hasilnya, itu sudah ikhlas. Kalau kita masih mengharapkan hasil sesuai mau kita sendiri, dan marah-marah kalau hasilnya tidak sesuai, berarti itu belum ikhlas. Tugas manusia itu menyempurnakan usaha, hasilnya sesuai dengan aturan Tuhan, kadang seperti yang kita perkirakan, sering pula beda jauh dari yang kita harapkan. Kalau kita rela dengan hasilnya maka kita ikhlas. Jadi, berusaha kerja sungguh-sungguh menyempurnakan usaha adalah bentuk ikhlas, karena motif kita bukan cuma uang gaji atau dari marah si Bos, tapi karena memberi kontribusi positif itu adalah sesuatu yang selaras dengan perintah Tuhan. Kita ikhlas dalam menempuh usaha untuk menjalani kehidupan. Kalau kita dihadapkan pada dilema mengambil barang haram atau meninggalkannya (dengan resiko kita kelaparan), lalu kita memilih meninggalkannya karena perintah Tuhan, ini juga bentuk ikhlas (karena yakin rizki itu dariNya). Kita ikhlas dengan kesempatan dan jalan rizki yang diberikan. Kalau hasil usaha kita tidak sesuai, maka kita rela dan niat akan berusaha lebih baik dan lebih cerdas untuk selanjutnya. Kita ikhlas dengan hasil kerja keras kita.

Jadi bedanya nganggur dengan kerja sangatlah tipis, yaitu sebuah tujuan produktif. Banyak orang tampak nganggur, namun dia sebenarnya sedang merancang sesuatu dalam pikirannya. Ini bekerja namanya. Sebaliknya banyak orang tampak sangat sibuk, namun sebenarnya hanya pelarian dan kamuflase saja. Ini pura-pura kerja namanya. Alva Edison, pendiri General Electric, bilang,

Being busy does not always mean real work. The object of all work is production or accomplishment and to either of these ends there must be forethought, system, planning, intelligence, and honest purpose, as well as perspiration. Seeming to do is not doing. (Edison)

Seeming to do is not doing. Tampak giat bukanlah kerja. Hanya ketika ada tujuan produktif dari kegiatan tersebut barulah disebut bekerja. Makanya kita sering jengkel dengan orang yang rajin masuk kantor hanya untuk duduk-duduk dan ngerumpi hingga sore. Sibuk tapi tidak bekerja.

Setipis itu pula bedanya bekerja dengan beribadah. Ketika kita menambahkan niat yang benar dalam kita bekerja, maka nilai pekerjaan itu menjadi berlipat ganda, dunia dan akhirat. Kalau begitu kita harus niat terus sepanjang waktu dong? Tidak juga, selama hari itu dimulai dengan Bismillah, dan kemudian yang kita lakukan sepanjang hari itu selaras dengan perintah Allah (tidak maksiat, tidak berbuat jahat, tidak menyakiti orang lain, tidak mengambil yang haram, dsb), maka keseluruhan kegiatan hari itu (termasuk mandi pagi, lari-lari mengejar bis, dll) menjadi ibadah bagi orang tersebut. Niat itu dimulai saat awal, lalu dijaga saja sepanjang hari, maka kerja menjadi ibadah.

Nganggur, kerja, ibadah, sama capeknya beda hasilnya. Nganggur tidak mendapatkan apapun, kerja mendapat hasil dunia, ibadah mendapat dunia akhirat.

nganggurkerja
PS: Ngeblog pun sama saja. Kalau ngeblog tanpa tujuan maka nilainya sama dengan pengangguran, kalau diberi tujuan yang produktif (berbagi ilmu misalnya, atau jualan) maka bernilai kerja, dan ketika ditambahkan niat tulus (membagi ilmu untuk menebar manfaat bukan sekedar mencari ketenaran diri, jujur tidak manipulatif, dll) maka dia menjadi ibadah. Baca blog pun sama saja. Kalau hanya iseng maka itu namanya pelarian pengangguran, kalau ditambahkan tujuan produktif (menambah ilmu, menambah kenalan, belajar) maka dia berfungsi seperti bekerja (perusahaan layak membayar internet untuk karyawan seperti ini), dan kalau ditambahkan niat tulus untuk ibadah (menjauhkan diri dari maksiat, pilih-pilih blog yang bermanfaat, dll) maka membaca blog pun adalah ibadah. Menguntungkan bukan? Small thing can make a big difference

by Mas Javas · 0

Fenomena Dukun Cilik Ponari

ponari

Petir Menyambar Ponari Hoki Pun Tersiar,

Obati Ribuan Pasien Menuai Berkah Hingga 1 Milyar

Rumah yang terbuat dari bambu dan berlantai tanah itu. Kini masih menjadi magnet bagi orang yang mencari kesembuhan. Di dalam rumah itu tinggal bocah bernama Muhammad Ponari. Sejak kecil kehidupan keluarga ini boleh dikata belum beruntung. Serba pas pasan. Jelasnya hari ini pas bisa makan besuk entah. Faktor utama adalah kemiskinan. Kenyataannya keluarga ini memang belum bisa hidup layak. Namun keluarga ini mempunyai mimpi-mimpi. Terlebih cita-cita ingin bebas dari himpitan kemiskinan. Semua kini berbalik karena ridhlo Allah SWT. Buah perkawinan Kosim dan Romlah lahirlah Ponari.Dan terbukti membawa perubahan bagi semuanya.Kendati praktek dukun cilik sudah di tutup untuk sementara waktu oleh pihak kepolisian. Toh tetap saja lautan manusia masih terlihat dan berdesakan. Menunggu di jalan yang hendak menuju rumah Ponari 9 tahun kelas III SD. Tercatat tetap saja ribuan orang. Mereka bertekad menunggu dan menunggu. Padahal entah sampai kapan akan dibuka lagi praktek pengobatan dari bocah ajaib itu. Ada-ada saja komentar orang yang masih berkumpul di rumah Dukun Cilik itu. Dari mengumpat aparat yang di menurut mereka menghalangi mencari kesembuhan. Dan cerita kesembuhan tetangga dan saudara. Yang mengalami kesembuhan habis berobat dari sini. Hingga pergunjingan dugaan persaingan antar paranormal dan tenaga medis. Dimana ada yang merasa tertandingi. Semua tak luput dari cerita pendapat pasien yang menunggu di rumah Ponari.

Aroma pro–kontra makin mencuat manakala dalam antrian berobat itu menelan korban jiwa. Bahkan para ulama di Jombang mengkhawatir cara pengobatan yang dilakukkan Ponari. Masuk akal jika semua yang datang berobat percayanya kepada batu itu. Tentu arahnya nanti bisa mengalir ke arah perilaku syirik. Belum lagi gencarnya pendapat pandangan dari kaca mata para dokter. Menurut mereka setelah melihat cara pengobatan bocah kecil itu. Mereka berpendapat itu jelas tidak ilmiah.

Kata warga yang berobat di Ponari ” Ya tentu saja dokter akan berpendapat begitu. Jangankan ada Ponari, dari dulu kalau pendapat dokter di kaitkan dengan pengobatan alternatif tetap saja tidak gatuk (sinkron)” kata warga yang tidak mau disebut inisialnya.

Lebih mutakhir lagi pendapat sebagian paranormal yang mengaku dan percaya bahwa batu ajaib yang tiba-tiba ada di Ponari. Merupakan titisan Ki Ageng Selo. Salah satu pendekar tersohor dari tanah Jawa di kenal penjinak petir.Terang saja banyak analisa yang sah-sah saja yang bisa di kemukakan. Namun terlihat jelas dan tercium nyata aroma persaingan itu. Bisa saja kalangan media tidak lagi mendapatkan pasien lagi semejak kemunculan Ponari. Lepas mana itu ilmiah atau tidak. Benar atau salah. Terbukti nyata atau tidak. Jauh hari seharusnya semua yang mengikuti perkembangan pemberitaan Ponari bisa ambil hikmah dan solusi.

Syukur-syukur mampu memahami sesuatu yang bisa dilihat di media elektronik. Dan foto-foto media cetak. Rata-rata hanya mereka yang kehidupannya menengah kebawah yang dating berobat ke rumah Ponari. Bisa saja retorika ilmiah yang panjang lebar. Namun tujuan mereka yang garis ekonominya pas-pasan memilih pengobatan ala Ponari karena murah. . Bayangkan saja Ponari hanya menyediakan kotak amal. Hebatnya lagi jumlahnya pun tidak boleh lebih dari Rp 15 ribu jika mereka merasa sembuh. Wajar saja meraka berencana demo ke aparat terkait kenapa orang mencari kesembuhan kok dilarang. Apa mereka merasa bisa menyebuhkan yang berusaha menghalang-halangi ribuan orang ini mencari pengobatan.

Kontan saja Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, bak promosi gratis. Mencuat di sela-sela beberapa iklan politik. Bedanya iklan di telivisi menelan milyaran rupiah, terlebih iklan politik. Tetapi daerah di mana Ponari tinggal tanpa mengeluarkan biaya. Justru dengan pemberitaan yang bertubi-tubi dan terus di kupas tanpa disadari menjadi komoditas bagi media.Dengan begitu yang menayangkan maupun meliput Ponari tidak sengaja di untungkan juga.Seantero negeri ini tentu saja bermacam pendapat tentang Ponari. Namun sejumlah kesaksian paranormal ternama di beberapa stasiun televisi.

Ponari akan aktif lagi ke sekolah di Kelas III SD Balogsari, Megaluh, Jombang. Itu sebabnya, Bupati Suyanto seusai pertemuan kemarin sempat memberikan bekal kepada Ponari berupa peralatan sekolah. Meliputi tas, buku tulis, sepasang sepatu, serta sandal.

Memastikan ratusan ribu orang memang sembuh. Ini fakta mau dipungkiri bagaimana? Namun tidak sedikit yang mencela dengan dalil-dalil ilmiahnya. Toh tetap saja ada semacam aroma persaingan.

Buktinya imbauan sejumlah aparat terkait agar calon pasien Ponari segera meninggalkan lokasi. Tidak dipatuhi serta merta. Bahkan himbauan itu justru tidak memberikan solusi banyak di cela. Mereka bertekad tetap satu kata. Tidak mau beranjak, kericuhan yang kerap terjadi membuat mereka seperti tidak pantang menyerah.Maju terus pantang mundur demi kesembuhan. Sejauh ini banyak yang tidak intropeksi diri. Melihat tayangan televisi dan hasil karya informasi berita wartawan di media cetak. Begitu banyaknya manusia tanpa rekayasa datang dengan niat tulus berobat. Kalau tidak ada kesaksian yang benar-benar ada. Mana mungkin lautan manusia itu berbondong-bondong ke Ponari. Paling tidak hendaknya semua tadi dijadikan bahan perenungan panjang. Bagi semua pihak khususnya dunia kedokteran. Gambaran nyata betapa banyaknya masyarakat yang super kecewa. Terkadang putus asa yang tidak terobati karena pelayanan kesehatan selama ini yang terlalu berbelit dan mbulet bagi rakyat tidak mampu.Justru pandangan manusia yang terlihat di pengobatan dukun cilik Ponari itu nyata-nyata mencari kesembuhan dengan biaya yang terjangkau.

Setidaknya tutupnya tempat praktik dukun Ponari ini. Jangan sampai menimbulkan akibat baru. Kendati menelan empat orang warga tewas karena berdesak-desakan. Ini hanya cara bagaimana sebaiknya pengaturan yang lebih tertib. Bukankah aparat kepolisian ahli di bidang pengaturan, tentu tidak terlalu sulit jika di niati bersama-sama.

Namun bisa dipahami juga alasan penutupan tersebut berkaitan keadaan Ponari yang dikwatirkan jatuh sakit kelelahan. Selain juga ia masih anak-anak. Dari beberapa sumber berita disebutkan Ponari dan makhluk gaib yang menghuni batu ajaibnya sudah tidak ingin mengobati.

Andai saja Ponari itu bukan bocah kecil. Misal Dewasa dan mencalonkan diri menjadi wakil rakyat bisa jadi dipastikan banyak memilih. Namanya melejit bak meteor cepat dan kilat.

Bagaimana cerita asal-muasalnya Ponari menjadi terkenal. Lalu batu ajaib milik Ponari kisahnya bagaimana?

Selentingan tersiar kabar bahwa batu ajaib itu ditunggu dua makhluk gaib.Sehingga menurut terawangan tokoh paranormal setempat. Seperti di beritakan salahsatu stasiun televisi dalam acara khusus. Diungkapkan saat ini rumah tinggal Ponari seperti memancarkan cahaya keemasan. Bak istana bertahta emas yang mengelilingi.Selain cahaya lain yang berbentuk semcam api. Bisa jadi kata paranormal tersebut bola api yang sering menerpa rumah Ponari adalah kekuatan gaib yang sengaja di kirimkan dari paranormal yang ingin mencoba kekuatan Ponari yang mempunyai batu ajaib itu. Tetapi lebih jauh paranormal kondang lainnya yang tinggal di Jakarta. Menegaskan sangat salah jika menguji kekuatan batu itu. Lha memang kenyataannya menyimpan kekuatan. Tentu semua sumber kekuatan semua dari Tuhan Yang Maha Segalanya. Hanya saja medianya batu itu. Sekedar informasi bocah bernama Ponari ini menemukan batu sekepalan tangan. Itupun tiba-tiba ada bersamaan saat disambar geledek (petir) . Kala itu batu itu sudah dibuang ke kebun tapi kembali sendiri ke rumah. Kemudian di buang ke rumpun bambu tiba-tiba di atas meja sendiri. Lambat laun keanehan dan bau mistik mulai terlihat. Ponari mimpi agar merawat batu itu. Bisikan dari penunggu batu itu agar Ponari memanfaatkan untuk menolong orang lain . Secara spontan telah mengilhami Ponari tanpa ada yang meminta, jika ada orang sakit, kata dia “ Biar nanti saya obati dengan batu itu, “kenang orang tua Ponari Kosim dan Romlah.

Semua bukti kesembuhan itu berawal dari tetangga Ponari sendiri awalnya.Akhirnya tersiar sendiri dari mulut ke mulut. Ada yang mengalami sakit panas dan muntah-muntah. Inisiatif yang diluar akal sehat tadi. Telah membuka mata beberapa tetangga Ponari. Cara menyembuhkannya yang simple dan sederhana yaitu memasukkan batu ajaib ke segelas air putih, kemudian diminumkan kepada tetangga yang sakit. Allahu akbar, ajaib tanpa hitungan hari tetangga tadi sembuh total. Inilah yang pada akhirnya gelombang lautan manusia mendatangi rumah keluarga Ponari.Apapun yang terjadi Ponari tetap saja menjadi kenangan orang banyak. Terlepas pro-atau tidak kenyataan Ponari mampu meringankan beban bagi umat. Namun sangat disayangkan berdalih hak asuh. Kini kebebasan Ponari terbelenggu oleh saudara yang mengaku orang tuanya.

by Mas Javas · 0

AIO : mengenal lebih jauh pribadi seseorang

Bagaimana cara termudah mengenal pribadi seseorang? Salah satu cara termudah adalah dengan rumus A-I-O : Activity, Interest, Opinion.

Perhatikan dialog berikut ini.

“Pak, boleh tidak saya diskusikan hal ini nanti hari Sabtu?”

“Wah, nggak bisa nih. Aku main golf di Bandung.”

Dari dialog itu kita tahu bahwa aktivitas hari Sabtu bapak tersebut adalah main golf. Tentu akan berbeda dengan jawaban berikut ini.

“Wah, belum bisa nih. Hari Sabtu saya ngantar anak, ada acara bazaar di SD nya.”

Bagaimana pendapat Anda? Bisakah Anda membayangkan perbedaan pribadi orang pertama dengan orang kedua? Yang satu mungkin mengisi kegiatan Sabtu dengan para mitra bisnisnya, melalui main golf bersama. Yang kedua cenderung seorang yang lebih berorientasi keluarga, dengan mengantar anak acara bazaar di Sekolah Dasar.

Kalau Anda penjual mobil Kijang, kemana Anda akan memilih untuk menjual, orang pertama atau kedua? Kalau Anda menjual Jaguar, kemana Anda akan menjualnya? Tentu Anda bisa menebak. Inilah pendekatan profil (profiling) dengan memperhatikan aktivitas seseorang.

Mari kita kaji dialog berikut ini.

“Wah, kemarin Kimi Raikonnen mainnya bagus yah?”

“Emmm… siapa itu?”

gubrak!

Dari dialog itu kita langsung tahu bahwa orang yang ditanya bukanlah penggemar tontonan balap Formula-1 (F-1). Kimi adalah salah satu bintang balap mobil saat ini. Tentu saja sebaiknya pembicaraan tersebut tidak dilanjutkan, karena mungkin sangat menarik bagi si penanya, namun bisa sangat membosankan bagi yang ditanya. Ketertarikan (interest) kedua orang tersebut berbeda.

Bila Anda ingin lebih dekat dengan seseorang, sebaiknya Anda membicarakan hal yang menjadi interest bagi Anda, dan terutama bagi dia.

Dan dialog selanjutnya ini sangat penting untuk menempatkan diri kita terhadap orang lain.

“Sepertinya ekonomi makin berat yah? SBY-JK ini memang nggak bisa ngurus negara.”

“Ya nggak gitu dong. Krisis ekonomi itu kompleks. Amerika saja sekarang juga mulai resesi. Krisis ini bukan salah SBY. Memang ekonomi global sedang lesu. Siapapun presidennya pasti mengalami kesulitan yang sama.”

Ya, Anda tahu bukan bahwa si penjawab tersebut paling tidak bukan oposan SBY. Mungkin dia pendukung, atau paling tidak netral. Baiknya si penanya tadi menunjukkan sikap lebih lunak terhadap SBY, atau mengalihkan ke pembicaraan lain. Kecuali memang sedang berencana bikin keributan yang tak berujung.

Bandingkan dengan tanggapan berikut.

“He eh, betul tuh. Masak rakyat sedang repot antre minyak tanah, malah kedua orang itu nonton film cinta. Betul-betul cuman car-muk (cari muka) saja.”

Nah, orang tersebut tentu kelompok yang sedang sentimen dengan pemerintahan SBY. Dengan orang ini baik opini (pendapat) penanya dengan opini orang yang ditanya adalah sama. Mereka merasa sehati.

= = = =

Ilmu A-I-O ini cukup mudah digunakan untuk meningkatkan kemampuan pergaulan kita. Dengan mengenali ‘nilai-nilai’ yang dianut seseorang, ataupun ‘lifestyle’ seseorang, kita tentu saja menjadi lebih mudah untuk menempatkan diri sebaik-baiknya.

Untuk bergaul lebih baik, gunakan A-I-O. Activity, Interest, Opinion. Dijamin manjur.

by Mas Javas · 0

Malaikat Berhati Permata

Alkisah diceritakan, di negeri seribu khayangan, terlihat percakapan raja langit dengan salah seorang malaikat yang akan segera di turunkannya ke bumi sebagai seorang bayi mungil. Malaikat tersebut tampak menanyakan beberapa pertanyaan, dari raut wajahnya terlihat sekilas keraguan, untuk menjadi bayi di bumi yang terkenal sangat penuh dengan hasrat duniawi.

"Yang mulia, bagaimanakah saya akan lahir ke dunia, tolong jelaskan pada ku?" tanya sang malaikat kepada raja langit

"Tentu anakku.... engkau akan lahir dari seorang malaikat yang telah aku ciptakan untuk melindungi mu" Jawab raja langit

"Dan apabila saya dalam perasaan sedih, tertekan sebagai seorang bayi yang tidak berdaya sama sekali, apa yang harus saya lakukan yang mulia, adakah yang akan menghiburku" tanya sang malaikat lagi kepada raja langit

"Tentu....malaikat tersebutlah yang akan setia menemani dalam sedih dan menghibur mu disetiap masalah yang engkau hadapi" jelas sang raja langit kepada sang malaikat

Dengan perasaan yang belum puas, kembali sang malaikat memberikan pertanyaan kepada raja langit.

"Disaat saya menjadi bayi, siapakah yang akan memberikan daku makanan, membersihkan kotoran manusia ku, memandikan ku, dan memberikan senandung merdu disaat daku akan tidur" tanya sang malaikat

"Sama seperti jawaban ku yang tadi wahai anakku, malaikat itu lah yang akan melakukannya dengan suka cita, menyuapi setiap sendok makanan mu, membersihkan kotoran manusia mu yang menjijikkan tanpa mengeluh, setiap hari 2 kali memandikan mu dengan air yang bersih dan hangat, serta akan senandung walaupun tubuhnya penuh kelelahan karena merawatmu setiap hari, setiap waktu dengan suka cita" papar raja langit menjelaskan

"Wahai Yang Mulia...berkenankan engkau mengatakan nama malaikat tersebut...sungguh mulia perbuatannya pada ku" tanya sang malaikat

"Wahai anak ku, engkau tidak perlu mengetahui namanya namun kamu engkau akan terbiasa memanggilnya IBU, setelah kau dewasa dan menjadi seorang yang sukses, jangan pernah melupakan jasa-jasa IBU mu, karena dia adalah malaikat berhati permata" jawab sang raja langit menyudahin perbincangan mereka.

Sang malaikat pun tampak puas dengan penjelasan raja langit.

~Pembaca yang bijaksana, sungguh gamblang dan jelas perumpamaan cerita diatas. Bagaimana seorang ibu memiliki hati yang sangat indah di dunia ini. Dengan suka cita tanpa merasakan sakit dan peluh yang dihadapinya, ibu senantiasa tanpa jasa membesarkan kita. Sungguh tidak bermoral bagi mereka yang menelantarkan ibunya disaat tua, disaat mereka sudah menunggu waktu terakhirnya. Berikan curahan waktu dan balas jasa tanpa pamrih ke mereka, karena hakekatnya mereka pun telah memberikan curahan waktu tanpa pamrih sewaktu kita kecil. Jadilah manusia bijak yang mampu menghargai besarnya arti seorang ibu~

by Mas Javas · 0

3 tipe manusia dalam meraih sukses

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa ada sebagian orang yang dapat meraih kesuksesan yang diidam-idamkan banyak orang, dan di sisi lain lebih banyak orang yang tidak berhasil meraihnya.

Saat ini begitu banyak diadakan pelatihan-pelatihan atau seminar-seminar luar biasa yang mampu mengubah diri Anda menjadi yang terbaik untuk meraih apapun yang Anda inginkan. Anda mempunyai peluang yang cukup besar untuk menjalani hidup yang dinikmati oleh orang-orang yang telah sukses. Tetapi kenyataannya, hanya sedikit sekali kategori orang yang sukses. Malah sebaliknya, lebih dari 90% orang yang hidup biasa-biasa saja atau di bawah rata-rata.

Tanyalah orang-orang yang ada di sekeliling Anda apakah mereka ingin meraih kesuksesan. Pertanyaan ini mungkin kedengarannya bodoh. Saya yakin semuanya pasti menjawab ‘YA’ dengan meyakinkan. Tapi lihatlah kenyataan sebenarnya, lebih banyak orang yang tidak sukses daripada yang sukses.

Adakah yang salah dengan ini semua. Ya, memang ada yang salah dengan ini semua. Permasalahannya terletak pada diri Anda sendiri. Berguna tidaknya ilmu yang Anda pelajari dari buku-buku ataupun seminar-seminar tergantung diri Anda sendiri. Dengan kata lain, Andalah yang menciptakan kesuksesan sekaligus kegagalan Anda.

Dalam usaha meraih kesuksesan, sikap seseorang dapat terbagi 3 tipe. Tipe pertama adalah orang yang bersikap “saya mau sukses”. Orang dengan tipe seperti ini sulit untuk meraih sukses karena semua orang juga pasti mau sukses. Mereka hanya mau saja, atau hanya sekadar ingin, tetapi mereka tidak ingin membayar harga yang pantas untuk itu. Mereka sebenarnya tidak benar-benar mau. Orang-orang yang memiliki sikap mental yang lemah seperti ini hanya akan menjadi seorang pemimpi belaka tanpa pernah berusaha sedikitpun untuk mewujudkannya. Mereka hanya bersikap pasif dan reaktif, hanya menunggu setiap kesempatan baik datang, bukannya bersikap aktif mencari dan menciptakan peluang itu sendiri.

Tipe yang ke dua adalah orang yang bersikap “saya memilih untuk sukses”. Orang-orang yang memiliki sikap mental seperti ini jauh lebih bisa diandalkan daripada orang yang hanya mau sukses. Mereka membuat suatu keputusan yang kuat untuk meraih sukses. Karena mereka memilih untuk sukses, maka mereka tidak mau memilih apapun yang dapat menghalangi mereka dalam meraihnya. Mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan mereka sendiri.

Tipe terakhir yang mampu membuat siapapun, termasuk Anda, meraih sukses adalah “saya berkomitmen untuk menjadi sukses”. Orang-orang yang bertipe seperti ini berarti mereka tidak akan pernah menyerah apalagi mundur sebelum kesuksesan berhasil mereka raih. Mereka berkomitmen penuh 100% untuk melakukan apapun untuk meraih apa yang paling mereka impikan. Mereka tidak pernah memiliki alasan untuk berhenti dan menyerah tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Mereka membakar jalan di belakang mereka sehingga tidak ada jalan lain lagi selain maju. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, uang maupun pikiran mereka untuk membayar harga sebuah kesuksesan. Mereka layaknya sebuah kereta api yang meluncur dengan kecepatan penuh sehingga tidak ada apa pun atau siapa pun yang sanggup menahan dan menghentikan mereka. Komitmen membuat mereka menjadi tak terbendung.

Ini yang membedakan antara orang yang sukses dengan yang gagal. Orang yang memiliki komitmen yang kuat bukan hanya mau sukses, tetapi juga mereka benar-benar mau sukses. Mereka berani menyatakan bahwa mereka akan meraih kesuksesan yang mereka impikan.

Sekarang tanyakan diri Anda, apakah Anda mau sukses atau benar-benar berkomitmen untuk sukses? Setiap orang ingin sukses, tetapi hanya sedikit sekali yang berusaha mewujudkannya. Semua tergantung Anda sendiri. Jika Anda telah mempelajari semua resep sukses, tetapi Anda tidak pernah berkomitmen kepada diri Anda sendiri, kemungkinan besar Anda tidak akan pernah meraih kesuksesan.
Perjalanan meraih kesuksesan penuh dengan jalan yang rusak, berlubang, berkerikil tajam, batuan besar serta jurang yang akan dengan mudah menghentikan Anda jika Anda tidak pernah mau berkomitmen. Hanya dengan komitmenlah Anda akan terus maju melewati rintangan demi rintangan untuk sampai ke tempat tujuan yang telah Anda impikan selama ini.

by Mas Javas · 0

Tiga kata sakti untuk meneguhkan aspirasi


Anda pernah dengar bahwa apa yang kita inginkan dapat kita tarik melalui pikiran? Yang pernah baca tentang kekuatan kehendak, hukum ketertarikan, mestakung (semesta mendukung), goal setting, juga kekuatan do’a yang tulus, pasti sudah tahu hal ini.

Masalahnya, mengapa yang sudah kita inginkan itu tak kunjung datang?

Kabarnya kita sering menggagalkan cita-cita kita sendiri melalui pengingkaran atas apa yang kita inginkan itu. ‘Inner voice’nya meragukan, bahkan mentertawakan cita-cita itu.

Misalnya ucapkan, “Saya kaya. Saya hidup berkelimpahan.” Mungkin ada suara kecil yang mengatakan, “Bohong. Kamu dusta. Kamu miskin.” Suara ini jelas menjegal kekayaan untuk datang kepada kita. Suara negatif itu muncul karena kita merasa tak selaras dengan apa yang kita ucapkan.

Mari gunakan 3 kata sakti untuk meneguhkan aspirasi. Kata itu adalah: ’saya sudah memutuskan’, ‘meskipun awalnya’, dan ’sedang dalam proses’.

Mari kita lihat contoh ekspresi keinginan berikut ini.

“Saya kaya. Saya berkelimpahan.”

Coba ucapkan kalimat tersebut. Apakah perasaan Anda nyaman? Mungkin tidak nyaman, karena Anda memang belum kaya.

Coba yang lain lagi.

“Saya ingin menjadi kaya, tetapi saya ini karyawan rendahan. Mana mungkin saya menjadi kaya?”

Coba ucapkan kalimat tersebut. Terasa bukan rasa pesimisnya? Tapi kali ini perasaan Anda membenarkan. Sayang sekali, walaupun serasa benar, kalimat macam inilah yang menarik segala kesusahan Anda.

Mari kita koreksi kalimat tersebut menjadi POSITIF dan BENAR.

“Saya SUDAH MEMUTUSKAN untuk menjadi kaya. Saat ini SAYA SEDANG DALAM PROSES menjadi kaya.”

Coba ucapkan kalimat itu. Kali ini perasaan Anda sangat nyaman, karena Anda bicara kebenaran. Bukankah Anda boleh memutuskan menjadi kaya? (ya!) Bukankah Anda boleh saja dalam proses menjadi kaya? (Ya, boleh sekali!)

Lalu mungkin masih ada suara negatif dari jiwa kerdil kita. “Tapi kan saya cuma karyawan rendahan?”

Patahkan dengan kalimat berikut.

“Saya SUDAH MEMUTUSKAN untuk menjadi kaya. Saya yakin bisa menjadi kaya, MESKIPUN AWALNYA saya karyawan rendahan. Saat ini ribuan orang seperti saya SUDAH MEMUTUSKAN hal yang sama. Saat ini puluhan ribu orang seperti saya juga SEDANG DALAM PROSES menjadi kaya. Saat ini, bahkan, jutaan orang seperti saya SUDAH menjadi kaya. KALAU MEREKA BISA, PASTI SAYA JUGA BISA!”

Tanyakan pada diri Anda, adakah di dunia ini seseorang yang sebelumnya adalah karyawan rendahan, namun kemudian berhasil menjadi milyuner? Anda tentu yakin, pasti ada! Berarti, apapun kondisi awal kita, pasti sudah ada orang dengan kondisi awal yang sama sudah berhasil menjadi milyuner. Pasti.

Saya sendiri seorang guru. Saya sangat yakin bisa menjadi milyuner. Contohnya bukan sekedar ada, bahkan jutaan guru di dunia ini telah mencapai kelimpahan milyuner, melalui berbagai cara.

Pikiran kita adalah pencipta kehidupan kita. Mulailah hari ini juga untuk memutuskan dan meneguhkan aspirasi yang akan Anda raih dalam hidup ini.

Beberapa buku yang sedang populer mengenai hal ini misalnya Mestakung (semesta mendukung) nya Yohannes Surya, The Secret, dan Law of Attraction.


Saya mengingatkan diri saya sendiri, bahwa bukan semesta yang mendukung, tapi Allah swt memberikan karunianya melalui keteraturan alam semesta. Salah satu keteraturan itu adalah bahwa gelombang pikiran kita akan menarik yang kita pikirkan itu ke arah kita. Dan keteraturan ini bersifat ilmiah serta pasti. Inilah hukum alam yang telah diciptakan Allah swt. Saya tekankan hal ini karena bahasan tentang Tuhan tidak dijelaskan dengan tegas dalam buku-buku hukum ketertarikan. Pembaca perlu jeli melihat bahwa Sang Maha Pencipta berada di balik semua keajaiban tersebut. :)


by Mas Javas · 0

Kiat sukses dunia akhirat dari Nabi

Kiat sukses dunia akhirat dari Nabi


apa ya?Malu rasanya sering mengutip kiat sukses dari orang barat. Maka yang ini kiat dari Rasulullah. Dijamin lebih mustajab. Saya kutip dari situs Renungan Islam.

HADIS MUTHAHHARAH

Dari Sayyidina Khalid bin Al-Walid Radiallahu’anhu telah berkata : Telah datang seorang arab desa kepada Rasulullah S.A.W yang mana dia menyatakan tujuannya : Wahai Rasulullah! sesungguhnya kedatanganku ini adalah untuk bertanya kepada engkau mengenai apa yang akan menyempurnakan diriku di dunia dan akhirat. Maka baginda S.A.W telah berkata kepadanya Tanyalah apa yang engkau kehendaki :

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang alim
Baginda S.A.W menjawab : Takutlah kepada Allah maka engkau akan jadi orang yang alim

Dia berkata : Aku mau menjadi orang paling kaya
Baginda S.A.W menjawab : Jadilah orang yang yakin pada diri engkau maka engkau akan jadi orang paling kaya Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang adil
Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah manusia yang lain sebagaimana engkau kasih pada diri sendiri maka jadilah engkau seadil-adil manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang paling baik
Baginda S.A.W menjawab: Jadilah orang yang berguna kepada masyarakat maka engkau akan jadi sebaik-baik manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi orang yang istimewa di sisi Allah Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan zikrullah nescaya engkau akan jadi orang istimewa di sisi Allah

Dia berkata : Aku mau disempurnakan imanku Baginda S.A.W menjawab : Perelokkan akhlakmu niscaya imanmu akan sempurna

Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan orang yang muhsinin (baik)
Baginda S.A.W menjawab : Beribadatlah kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya dan jika engkau tidak merasa begitu sekurangnya engkau yakin Dia tetap melihat engkau maka dengan cara ini engkau akan termasuk golongan muhsinin

Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang taat Baginda S.A.W menjawab : Tunaikan segala kewajipan yang difardhukan maka engkau akan termasuk dalam golongan mereka yang taat

Dia berkata : Aku mau berjumpa Allah dalan keadaan bersih daripada dosa Baginda S.A.W menjawab : Bersihkan dirimu daripada najis dosa nescaya engkau akan menemui Allah dalam keadaan suci daripada dosa

Dia berkata : Aku mau dihimpun pada hari qiamat di bawah cahaya Baginda S.A.W menjawab : Jangan menzalimi seseorang maka engkau akan dihitung pada hari qiamat di bawah cahaya

Dia berkata : Aku mau dikasihi oleh Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Kasihanilah dirimu dan kasihanilah orang lain nescaya Allah akan mengasihanimu pada hari qiamat

Dia berkata : Aku mau dihapuskan segala dosaku Baginda S.A.W menjawab : Banyakkan beristighfar nescaya akan dihapuskan( kurangkan ) segala dosamu

Dia berkata : Aku mau menjadi semulia-mulia manusia Baginda S.A.W menjawab : Jangan mengesyaki sesuatu perkara pada orang lain nescaya engkau akan jadi semulia-mulia manusia

Dia berkata : Aku mau menjadi segagah-gagah manusia Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa menyerah diri (tawakkal) kepada Allah nescaya engkau akan jadi segagah-gagah manusia

Dia berkata : Aku mau dimurahkan rezeki oleh Allah Baginda S.A.W menjawab : Sentiasa berada dalam keadaan bersih ( dari hadas ) nescaya Allah akan memurahkan rezeki kepadamu

Dia berkata : Aku mau termasuk dalam golongan mereka yang dikasihi oleh Allah dan rasulNya Baginda S.A.W menjawab : Cintailah segala apa yang disukai oleh Allah dan rasulNya maka engkau termasuk dalam golongan yang dicintai oleh Mereka

Dia berkata : Aku mau diselamatkan dari kemurkaan Allah pada hari qiamat Baginda S.A.W menjawab : Jangan marah kepada orang lain nescaya engkau akan terselamat daripada kemurkaan Allah dan rasulNya

Dia berkata : Aku mau diterima segala permohonanku Baginda S.A.W menjawab : Jauhilah makanan haram nescaya segala permohonanmu akan diterimaNya

Dia berkata : Aku mau agar Allah menutupkan segala keaibanku pada hari qiamat
Baginda S.A.W menjawab : Tutuplah keburukan orang lain nescaya Allah akan menutup keaibanmu pada hari qiamat

Dia berkata : Siapa yang terselamat daripada dosa?
Baginda S.A.W menjawab : Orang yang sentiasa mengalir air mata penyesalan,mereka yang tunduk pada kehendakNya dan mereka yang ditimpa kesakitan

Dia berkata : Apakah sebesar-besar kebaikan di sisi Allah? Baginda S.A.W menjawab : Elok budi pekerti, rendah diri dan sabar dengan ujian ( bala )

Dia berkata : Apakah sebesar-besar kejahatan di sisi Allah? Baginda S.A.W menjawab : Buruk akhlak dan sedikit ketaatan

Dia berkata : Apakah yang meredakan kemurkaan Allah di dunia dan akhirat ? Baginda S.A.W menjawab : Sedekah dalam keadaan sembunyi ( tidak diketahui ) dan menghubungkan kasih sayang

Dia berkata: Apakah yang akan memadamkan api neraka pada hari qiamat? Baginda S.A.W menjawab : sabar di dunia dengan bala dan musibah

by Mas Javas · 0

Jeff Bezos, Sang Raja Bisnis Online

Siapa yang tidak kenal dengan Jeffry Preston Bezos atau yang lebih dikenal sebagai Jeff Bezos saat ini? Seorang pengusaha kaya raya yang terkenal berkat usaha Amazon.com yang dirintisnya. Toko online yang dibuatnya membuat dirinya bertengger di deretan pengusaha terkaya di dunia. Berkat kerja keras, semangat, kecerdasan, dan ketekunannya membangun usaha, kini Amazon.com menjadi toko online—yang konon terlengkap—yang mendunia.

Kecerdasan dan ketekunan pria kelahiran Albuquerque, New Mexico, 12 Januari 1964 ini sudah terlihat sejak ia berusia tiga tahun. Pada usia itu, Jeff meminta tempat tidur biasa, bukan tempat tidur dalam bentuk boks. Namun karena tidak diberikan tempat tidur biasa maka Jeff membongkar boksnya dengan obeng. Di sekolah pun, para guru Jeff mengalami kesulitan untuk menghentikan dari tugas yang dilakukannya. Untuk memindahkan ke tugas berikutnya, mereka harus memindahkan Jeff dengan mengangkat bangku yang sedang didudukinya.

Kakek Jeff, Preston Gise merupakan pengelola wilayah barat dari Komisi Energi Atom dimana ia bertanggung jawab untuk laboratorium di Sandia, Lawrence Livermore, dan Los Almos. Pada saat Jeff berusia sepuluh tahun, Jeff bersama kakeknya menghabiskan musim panas di barat daya Texas. Preston melihat cucunya merupakan seorang ilmuwan muda seperti dirinya dulu. Lantas, dia membantu cucunya membuat radio amatir Heatkit dan membantu Jeff dalam mengoleksi berbagai macam benda yang—kadang—sering merusak garasi rumah orangtua Bezos. Sebab, di garasi itulah, Jeff mempunyai laboratoriumnya sendiri untuk berbagai eksperimen ilmiah.
Pada saat SMU, Jeff memenangkan suatu perlombaan yang disponsori oleh NASA dengan menulis makalah mengenai dampak ketiadaan gravitasi pada usia rata-rata lalat. Kemudian pada musim panas tahun 1981, Jeff bekerja sebagai juru masak McDonald’s di Miami. Di sinilah dia mulai mengenal pentingnya melayani pelanggan.

Setelah lulus SMU, Jeff kuliah di Universitas Princeton. Ia mengambil jurusan fisika namun kemudian ia pindah fakultas untuk mendalami komputer sehingga ia lulus dengan gelar di bidang ilmu komputer dan teknik listrik. Setelah lulus kuliah, Jeff bekerja di Wall Street. Ia membangun sebuah jaringan komputer di sebuah gedung perusahaan Fitel. Kemudian Jeff pun bekerja sebagai di D.E. Shaw & Co sebagai wakil presiden direktur, padahal kala itu usianya baru menginjak 28 tahun. Bosnya kala itu, David Shaw, meminta Jeff untuk meneliti tidak hanya bisnis baru, tetapi juga peluang bisnis internet baru.

Jeff pun memikirkan hal yang dapat dijual di internet. Dia membuat daftar 20 barang terlaris yang dijual lewat surat. Ia pun mempelajari daftar tersebut dan ternyata buku berada di peringkat teratas. Menurutnya bisnis buku adalah bisnis raksasa, namun tidak ada yang mendominasinya. Ia menyadari tidak ada bank data pesanan melalui surat yang dapat memuat semua judul buku yang tersedia dalam satu tahun. Menurutnya, bank data yang terkomputerisasi dapat mengorganisasikannya dan dapat menjadi toko buku online yang bisa diakses melalui internet. Namun saat Jeff memberitahukan, bosnya Shaw tidak tertarik.

Jeff pun mendiskusikan hal ini dengan rekannya, MacKenzie. Mereka pun lantas ingin mencobanya sendiri. Jeff pun memikirkan nama yang cocok untuk usahanya. Ia mulai mencari dengan nama depan “A”. Akhirnya dia menemukan nama yang cocok yaitu Amazon.com. Menurutnya Amazon adalah sungai terbesar, yang melambangkan koleksi terbesar di dunia. Pada bulan November 1994, Jeff dan beberapa rekannya, MacKenzie, Shel, dan Paul mulai bekerja di garasi sempit yang digunakannya sebagai kantor.

Pada saat itu ia mengalami dua masalah. Masalah yang pertama adalah uang. Amazon.com harus mampu membayar orang-orang yang membuat usahanya berjalan. Maka, Jeff membentuk perusahaan dan ia menyandang jabatan sebagai pendiri, CEO, dewan direksi, dan presiden direktur. Yang kedua adalah perangkat lunak. Satu-satunya perangkat lunak yang tersedia adalah untuk mengelola inventaris dan memproses untuk pesanan disain untuk bisnis pesanan via surat biasa. Namun berkat kegigihan mereka, semua itu bisa diatasi.

Amazon.com mengalami sukses yang sangat cepat karena usaha mereka sangat memudahkan bagi pengguna untuk mencari buku yang diinginkan. Selain itu, Amazon.com menjual produk mereka dengan harga yang lebih murah daripada toko. Kesuksesan mereka berlanjut hingga kini, dimana mereka kini juga menjual aneka barang selain buku.

Berkat kerja keras, semangat, kecerdasan, dan ketekunan, Jeff Bezos berhasil membangun toko online Amazon.com menjadi mendunia. Tentu saja hasil yang dipetiknya sekarang bukanlah hal yang mudah. Jeff dapat melihat peluang untuk membuka bisnis baru. Kepiawaiannya tersebut membawanya menjadi pengusaha sukses. Sebuah pengalaman hidup yang dapat diteladani dari seorang Jeff Bezos.

by Mas Javas · 0

Obama Sang Pembaharu

Jika ada sosok yang sebelumnya kurang dikenal dan tiba-tiba mencuat menjadi buah bibir di seluruh dunia, barangkali salah satunya adalah Barack Obama Junior. Yah, berkat kemenangannya dalam pemilihan calon presiden dari Partai Demokrat-mengalahkan calon kuat, Hillary Clinton-ia kini maju menjadi calon presiden negara adidaya Amerika Serikat (AS). Dalam pemilihan mendatang, ia akan melawan rivalnya dari Partai Republik, John McCain.

Hebatnya, Obama tercatat sebagai calon presiden pertama AS yang berkulit hitam. Tentunya ini menjadi catatan sejarah. Sebab, meski di AS pernah bermunculan pemimpin kulit hitam, namun belum satu pun yang kemudian menjadi calon kuat menjadi presiden. Apalagi, posisi pria kelahiran 4 Agustus 1961 di Honolulu Hawaii-dalam berbagai jajak pendapat-sangat diunggulkan.

Memang, tak banyak orang di dunia yang tahu sosok pria murah senyum ini sebelum akhinya maju jadi capres. Ia yang sebelumnya menjabat sebagai senator di negara bagian Illinois, hanya dikenal di AS saja. Bahkan, sebelum jadi senator, mungkin juga tak banyak orang yang tahu bahwa ia adalah seorang dosen hukum konstitusi di University of Chicago Law School dari tahun 1992-2004. Padahal, lulusan Columbia University dan Harvard Law School ini punya sejumlah prestasi yang cukup membanggakan.

Terlahir dari keluarga multietnis, sosok Obama mengundang banyak simpati. Ayahnya, seorang ekonom kulit hitam lulusan Harvard, Barack Husein Obama Senior berasal dari Kenya. Sedangkan ibunya yang berkulit putih, Ann Dunham, berasal dari Wichita Kansas. Ketika berusia dua tahun, orangtuanya bercerai. Obama pun ikut ibunya. Sang ibu kemudian menikah lagi dengan pria berkebangsaan Indonesia, Lolo Soetoro, yang kala itu sedang menempuh pendidikan jenjang MA Geografi di East-West Center.

Lolo yang juga pejabat di Pertamina kemudian memboyong ibunya dan Obama ke Indonesia. Inilah yang kemudian membuat Obama dianggap sangat dekat dengan Indonesia. Bahkan, ia sempat sekolah di Indonesia sampai usia 10 tahun. Setelah itu, ia kemudian tinggal bersama kakek neneknya dan bersekolah di Punahou School di AS. Di sana, sepertinya bakat kecerdasan dan kepemimpinan Obama mulai tertanam. Buktinya, ia lulus dengan predikat honor atau sangat baik.

Karier Obama di dunia politik mulai teruji ketika ia memutuskan untuk menjadi calon anggota DPR Amerika pada tahun 2000. Saat itu, ia gagal. Meski begitu, ia pantang berputus asa. Sembari tetap mengajar, ia maju lagi dalam pencalonan sebagai senat tahun 2003. Kemudian, pada kesempatan pidato dalam Democratic National Convention, ia berhasil memukau dan akhirnya terpilih sebagai senator pada November 2004.

Kiprahnya terus menanjak. Di antaranya ia berperan aktif dalam menelurkan sejumlah aturan, seperti soal penggunaan senjata dan transparansi keuangan dana federal. Berbekal berbagai gebrakan politiknya inilah, Obama kemudian memberanikan maju sebagai capres dari Partai Demokrat. Sebab, menurutnya, untuk merubah sesuatu perlu tindakan nyata, dan menjadi presiden adalah salah satunya. "Perubahan tak kan terjadi jika kita menunggu orang lain atau kesempatan lain untuk berubah. Sebab, diri kitalah yang kita tunggu, kitalah perubahan yang dicari itu," ujarnya dalam sebuah kesempatan. "Butuh banyak tetesan darah dan keringat untuk sampai di sini (pemilihan presiden-red). Tapi kita baru mulai. Yang kita lakukan hari ini adalah untuk memastikan bahwa dunia yang akan kita tinggalkan kelak jauh lebih baik untuk anak kita daripada saat ini."

Dengan tekad itulah, kini Obama terus maju. Entah bagaimana hasilnya kelak, kita tunggu saja.

Tekad dan kemampuan Obama untuk melakukan perubahan dengan maju ke panggung politik perlu mendapat acungan jempol. Meski tak diunggulkan sebelumnya, dengan tekad kuat dan semangat pantang menyerah, ia menunjukkan bahwa dirinya layak dipilih untuk jadi orang nomor satu di negara adidaya Amerika. Sebuah semangat dan tekad yang patut dicontoh dan diterapkan di banyak bidang. Sebab, sejatinya, tanpa tekad kuat dan semangat pantang menyerah-plus kerja keras tentunya- sebuah cita-cita hanya akan berujung pada impian semata.

by Mas Javas · 0

Mengapa Harus Menunggu

Dikisahkan, ada seorang anak berusia 9 tahun. Saat dia sedang membantu ayahnya mengangkut batu bara demi mengumpulkan dana untuk kegiatan amal, terjadilah kecelakaan yang telah merubah seluruh kehidupannya. Dia terjatuh, dan kakinya terlindas kereta api barang sehingga sepasang kaki harus diamputasi. Berbulan-bulan, hari-harinya diwarnai dengan penderitaan panjang, dia harus berjuang dari satu meja operasi ke meja operasi lainnya dan menghabiskan jam-jam yang sangat menyakitkan.

Namun dia tidak pernah patah semangat dan dengan tegar menjalaninya sehingga dokter mengijinkannya keluar dari rumah sakit dengan berkursi roda. Tanpa membuang waktu dia ingin menguji fisiknya dengan belajar berenang. Pertama kali masuk ke air, dia pun langsung tenggelam sampai ke dasar kolam renang. Pelatihnya menggunakan jala untuk mengangkatnya naik ke permukaan. Pelajaran mengapung dan seterusnya dilakukan setiap hari dan 5 bulan kemudian dia mampu berenang sebanyak 52x panjang kolam renang tanpa berhenti! Sungguh luar biasa!

Dan sejak saat itu, tidak ada lagi yang bisa menghalangi keinginannya untuk melakukan kegiatan fisik layaknya orang-orang yang bertubuh normal. Dia belajar menyetir mobil, ikut balapan dan berhasil menjadi atlet gokart yang handal, disegani dan terkenal.

Ketekunannya berlatih fisik di kolam renang dan tempat tinggalnya yang tak jauh dari pantai, menginspirasinya belajar menjadi surf lifeguard, yaitu penjaga pantai yang melindungi dan menyelamatkan para peselancar. Dia satu-satunya manusia di dunia, tanpa kaki yang berprofesi seperti itu. Dia juga belajar Taewondo hingga memperoleh Dan 3. Olahraga lempar cakkram, tolak peluru dan lempar lembing berhasil mengalungkan 35 medali dalam kehidupannya. Pencapaian prestasinya melandasi kepercayaan dirinya membina hubungan dengan seorang wanita yang dicintai. Akhirnya dia menikah dan memperoleh 3 orang anak. Bersama istrinya, mereka bahu membahu menjadi pengusaha sukses. Berkat prestasi dan keinginannya membantu orang lain agar tidak menyerah, akhirnya menghantarkannya menjadi pembicara motivasional kelas dunia. Pemuda hebat itu bernama TONY CHRISTIANSEN.

Saat ditanya apa rahasia suksesnya? Dia menjawab: Mengapa harus menunggu? Jangan menghabiskan waktu dengan duduk dan menunggu tertabrak kereta api sebelum melakukan sesuatu dan mencetak berprestasi. Kecelakaan yang saya alami telah mengasah karakter serta hidup saya dalam beragam cara! Membantu saya dalam menyampaikan pesan kepada semua orang yang mau mendengar, mau belajar serta mau merubah hidup lebih baik! Jadi, mengapa harus menunggu? Segera lakukan! - TAKE ACTION!!"

Smart listener,

Hidup adalah tindakan! Live is action! Sebuah cita-cita yang indah, jika hanya menunggu tanpa bertindak nyata, maka tinggal hanya mayat cita-cita, sebuah perencanaan yang matang tanpa action! Cuma menyisakan coretan kosong.

Cerita manusia luar biasa Tony Christiansen tadi cukup jelas pelajaran yang bisa kita ambil. Bagaimanapun keadaan fisik kita , atau betapapun jeleknya keadaan di luar kita, semuanya bisa di rubah, nothing is impossible, tiada yang mustahil!

Manusia yang paling penting adalah jangan krisis mental. Dengan kekayaan mental, seseorang akan berani memulai dari apa adanya dia, dan semua perjuangannya diarahkan pada titik target besar yang punya bobot dan bernilai. Dengan cara hidup punya kaya mental seperti itu, kita pasti akan selalu menyambut hari-hari baru penuh dengan syukur, optimis, gembira dan menciptakan sukses yang luar biasa!

by Mas Javas · 0

Pasar Sifat

Di suatu pasar "Sifat" seorang pemuda sedang mencari jati dirinya, ia tertarik melihat teman-teman yang telah berhasil “membeli” sifat di pasar tersebut.

Pandangannya pertama kali tertuju pada area “Ucapan”, ketika ia memasuki area tersebut, ia segera dihampiri oleh “PEMBOHONG”.

“Jadi Pembohong saja, sobat!” ajak penjaja kebohongan tersebut.

“Bagaimana caranya?”

“Simple” katanya, “Cukup mengatakan hal yang tidak sesuai dengan fakta, kamu akan menjadi Pembohong”

Maka pulanglah pemuda tersebut kembali ke komunitasnya, sehari kemudian ia kembali dengan muka yang memar, dengan nada kesal ia kembali mengatakan “Kenapa kamu bilang menjadi pembohong itu gampang, buktinya saya babak belur dipukuli teman yang marah karena kebohonganku”

“Benar, menjadi pembohong itu memang gampang, buktinya kamu telah berhasil menjadi seorang pembohong, hanya saja kebohonganmu diketahui, dan ini mesti dipelajari agar tidak terbongkar kelak” lanjutnya.

“Jadi bagaimana caranya?”

“Pertama, ketika kita berbohong adalah kita harus kreatif (negatif) mencari fakta baru yang diperkirakan mampu diterima oleh akal sehat sang pendengar, hal ini tidak gampang karena ketika gagal memunculkan fakta tersebut, gelagat ketidakjujuran kita segera tercium oleh sang pendengar dan sang pendengar segera mendirikan pilar-pilar yang menbentengi diri mereka dari kita” katanya.

“Wah, kalau ada pertama, berarti ada langkah berikutnya lagi ya?”

“Benar, langkah kedua, kita harus berusaha mempertahankan fakta palsu itu untuk waktu yang TIDAK TERBATAS, kita harus selalu mengingat kepalsuan yang telah kita ciptakan, hal ini tak gampang karena biasanya hati kecil kita akan segera menolak ketidakjujuran itu berada di sampingnya, kebenaran akan lebih melekat dalam memory kita, terutama ketika kita di hadapkan dengan fakta-fakta lain yang bertentangan dengan hal tersebut”

“WAKTU YANG TIDAK TERBATAS? Mengerikan sekali.” Ucap pemuda itu.

“Belum habis, masih ada yang ketiga, yaitu kita akan selalu was-was mencari-cari alasan-alasan pendukung yang akan muncul secara tiba-tiba jika kita dipertemukan dengan fakta lain yang bertentangan dengan kepalsuan kita dan ....”

“Masih belum habis?” tanya pemuda itu tak sabaran.

“Keempat, kita akan selalu dihantui perasaan bersalah, perasaaan takut akan reaksi orang yang mendengar ketika kebohongan kita terungkap suatu hari”

“Wah, sulit sekali dan tidak mengenakan”

“Makanya, beli saja KEJUJURAN” kata penjaja kejujuran yang kebetulan berada di dekat area tersebut.

“Kenapa aku harus percaya padamu?” tanya pemuda tersebut.

“Sebelum kamu menentukan keputusan, saya bawa Anda pada Pakar RESIKO terlebih dahulu”

Maka dibawalah sang Pemuda tersebut menemui Pakar Resiko, meninggalkan pejaja Kebohongan yang kehilangan pelangannya.

“Saya mau tahu apa resikonya ketika saya membeli KEBOHONGAN?” tanya Pemuda tersebut kepada pakar Resiko.

“Resiko pertama, masyarakat tidak akan mudah mempercayai kita ketika kita telah diberi lebel “PEMBOHONG”, bahkan ketika kita hendak berlaku jujur sekalipun. Karena begitu lebel tersebut diberikan, maka sekeliling kita segera mendirikan radar-radar yang memantau kelakukan kita, mengklarifikasi kembali setiap ucapan yang keluar dari mulut kita”

“Resiko Kedua, Ketika kita telah berhasil dengan mendapatkan lebel “PEMBOHONG” maka kita juga berhasil menjauhkan orang lain dari diri kita, kita juga berhasil menjauhkan KESEMPATAN yang ada untuk kita. Kita akan segera dijauhi dan be alone, kita menjadi bagian yang tidak disukai”

“Resiko ketiga, umumnya ketika KEBOHONGAN itu terbongkar, masalah yang ditimbulkannya sudah jauh lebih dalam, dan jauh lebih sulit dipecahkan”

“Resiko keempat, kita akan mengalami penderitaan bathin dan ketakutan akan selalu menghantui kita, sepanjang hidup kita”

“Lalu, kenapa begitu banyak yang mau membeli KEBOHONGAN, dan dagangan kebohongan selalu laku keras” tanya pemuda tersebut dengan nada penasaran.

“Ini karena kesenangan sesaat, mereka tertarik karena Kemasannya yang menarik, dan penjaja Kebohongan pintar mengelabuhi pembelinya, mereka tidak melihat Efek Samping yang ditimbulkan, yang sebenarnya telah tertera pada kemasan tersebut walau dengan huruf-huruf yang kecil”

“Baiklah, menimbang semua masukan yang ada, saya ambil keputusan untuk membeli KEJUJURAN”

Maka pulanglah pemuda tersebut kembali ke komunitasnya dan beberapa hari kemudian ia kembali lagi ke pasar “Sifat” tersebut dan kembali berkonsultasi dengan pejaja Kejujuran.

“Sebenarnya, dengan kejujuran saya menemukan banyak kebahagiaan, tapi pada keadaan tertentu saya mengalami peristiwa yang cukup menganjar hatiku” kata pemuda tersebut.

“Apa itu?”

“Begini ceritanya, ketika saya sedang istirhat di depan rumahku, lewat segerombolan pemburu yang bertanya di mana mereka dapat menemukan kawanan burung bangau di kawasan itu, saya lalu memberitahukan mereka. Tapi setelahnya saya merasa bersalah, karena mereka pulang dengan puluhan nyawa burung bangau di tangan mereka, saya merasa ikut menjadi pembunuhnya”

“Ini adalah bagian dari kehidupan, ini adalah hal yang wajar” kata penjaja Kejujuran.

“Sudahlah, bagusan jadi PENDIAM saja, khan kata orang “Silent is The Gold” ” kata seorang penjaja Diam yang kebetulan mendengar percakapan mereka itu.

“Benar juga” kata pemuda itu, dan ia kembali lagi kepada komunitasnya. Sejak itu ia menjadi Pendiam, beberapa hari kemudian ternyata ia kembali lagi ke pasar tersebut.

“Wah, Diam ternyata juga tak begitu bagus, hidup terlalu sepi, dan kemarin saya telah mencelakai seorang buta karena sifat diamku ini” katanya.

“Sebenarnya, apa yang terjadi?”

“Begini ceritanya, ketika saya duduk di depan rumahku, lewat seorang buta yang berjalan menyeberangi sebuah jembatan, kebetulan jembatan itu ada lubang besar, saya mencoba memperingatinya, tapi teringat telah membeli “DIAM” makanya saya tak bersuara sama sekali, sampai akhirnya si buta itu terjatuh ke dalam lubang itu dan terbawa arus sungai, untungnya ia masih bisa diselamatkan.” Katanya.

“Makanya milikilah KEBIJAKSANAAN” kata seorang kakek tua yang berjalan dengan santai di depan mereka.

“Kalau begitu saya beli KEBIJAKSANAAN itu” kata sang pemuda.

“Maaf, saya tidak menjual KEBIJAKSANAAN, tapi ia bisa kamu memiliki dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kedewasaan dalam hidupmu, KEBIJAKSANAAN tidak untuk diperjualbelikan” kata kakek tua itu lalu berlalu dari hadapan mereka.

Blink! Blink Blink! Pemuda itu pun terbangun dari tidurnya

by Mas Javas · 0

Meraih Sukses Dengan Melayani

“Semua orang bisa menjadi orang hebat karena semua orang bisa melayani. Anda tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan hanya hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih.” - Martin Luther King -

Ketika selesai melakukan transaksi di sebuah Bank Swasta, teller dengan senyumnya yang ramah meminta saya memilih salah satu dari dua kertas kecil yang beda warna dan memasukannya ke dalam kotak, sebagai penilaian kinerja pelayanannya. Rupanya Bank yang memiliki jutaan nasabah pemegang ATM ini secara sadar berorientasi untuk mencetak karyawan yang memiliki orientasi pada “customer focus” dalam kinerjanya.

Demikian juga ketika memasuki bangking hall sebuah bank swasta lainnya, saya menjumpai personil dengan sikap yang seragam, dari satpam yang mulai membukakan pintu, petugas customer service, teller sampai ke manager cabangnya. Rupanya Bank ini secara sadar juga berorientasi mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling menularkan nilai-nilai pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam tindakan nyata.

Derap persaingan yang semakin komplek, apalagi dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan kualitas dalam pelayanan. Organisasi dan perusahaan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan merupakan bagian dari keunggulan organisasi perusahaan, sehingga harus berorientasi pada “customer focus” untuk memberikan kepuasaan pelanggan.

Perhatikan pada setiap perusahaan besar, apa kunci prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan ? Apa kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh menjadi besar ?.

Anda akan menemukan salah satu kunci terpenting adalah pelayanan kepada pelanggannya. Maka banyak perusahaan mengangkat tema “kepuasan pelanggan” menjadi bagian penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Perusahaan yang senantiasa mau mendengarkan dan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.

Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah sejak dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau melayani?

1. Memandang pekerjaan adalah ibadah

Jadikanlah setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah berorientasi untuk pengabdian kita kepada Allah dan pelayanan kepada orang lain. Kesadaran ini, dapat menjadikan pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan kepada orang lain.

Kita dapat memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik. Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu bos dan pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah modal bagi kesuksesan kita.

2. Kehidupan adalah kesempatan membantu orang lain.

Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, “Anda bisa memperoleh apa pun dalam kehidupan ini sepanjang Anda juga mau menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan.” Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh apa yang kita inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh keinginannya.

Setiap orang mengemban amanah yang secara tegas disebutkan oleh Allah dalam kitab suci, sebagai wakil Allah dimuka bumi ini. Manusia memiliki kewenangan sebagai “khalifah” penguasa kehidupan di muka bumi. Dengan demikian kehadiran setiap manusia adalah untuk mensejahterakan kehidupan orang lain dan alam semesta ini, bukan menghancurkan orang lain dan alam semesta untuk kepentingannya sendiri. Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk membantu banyak orang lain, memberikan manfaat bagi orang lain.

3. Siapa Menabur Dialah Yang Akan Menuai

Pepatah bijak mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya. Saya sangat sepaham, bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memanen hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan, maka kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.

Sayangnya, banyak orang sering kurang menyadari hal ini. Rejeki yang kita peroleh sesungguhnya melalui orang lain, maka sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan, maka sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan dari sang pemilik atau pemimpin perusahaan. Sebagai pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang kita peroleh asalnya dari sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan secara baik dan memuaskan. Perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya dapat menghidupi pengusaha dan karyawannya.

Kehidupan ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan dan pelayanan yang kita taburkan, maka akan memberikan hasil kebaikan dan kemudahan bagi kita.

Eko Jalu Santoso Adalah Penulis Buku “The Art of Life Revolution” yang diterbitkan Elex Media dan Founder Motivasi Nurani इंडोनेशिया


by Mas Javas · 0

Mereka Aja Bisa

Aku terlahir 500 gr dan buta
Filed under: Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Emosi, Kecerdasan Aspirasi, Profil, Topik Personal, Topik Pendidikan, Cara Bahagia

Miyuki InoueDemikian judul buku terbitan Elex Media yang dipinjam anakku dari gurunya.

Ini buku kisah nyata Miyuki Inoue, yang terlahir prematur hanya 0,5 kg dan harus di inkubator sangat lama hingga akhirnya buta karena pengaruh oksigen berlebihan.

Ibunya dengan menangis berjanji untuk membesarkannya dan mencintai sepenuhnya. Dan janji itu ia buktikan dengan mengasuh anaknya melalui caranya sendiri. Miyuki dididik dengan sangat-sangat keras, hingga ia menyebut ibunya “Ibu setan” karena kalau Miyuki tidak patuh pasti dipukul oleh ibunya.

Melalui kegigihan untuk belajar bertahun-tahun (dengan dorongan keras dari ibunya yang berkemauan kuat dan cerewet), akhirnya Miyuki berhasil meraih banyak prestasi. Salah satunya adalah menjadi juara lomba menulis cerpen tingkat nasional Jepang. Miyuki juga bisa menyelesaikan SMA, berpidato, bahkan bersepeda! (ingat, Miyuki buta)

Istri saya pun menangis terharu membaca kisah Miyuki. Kalau kita merasa sebagai orang termalang di dunia (dengan persoalan-persoalan kita, yang biasanya masalah cinta), ingatlah Miyuki yang berprestasi dengan kebutaannya itu.

Kebetulan beberapa waktu lalu anak saya malas belajar di rumah. Kami memberi kewajiban baginya untuk belajar 15 menit, apa saja, di antara pukul 18.30 hingga 19.00. Karena dia baru saja membaca kisah Miyuki, saya mencuri kesempatan untuk bilang kepadanya, “Kalau orang tua menyuruh anaknya belajar sungguh-sungguh, itu bukan karena jahat, tapi karena betapa cintanya orang tua ke anak. Orang tua ingin sang anak jadi mandiri, sehingga dia menjadi mampu kelak di saat orang tuanya sudah meninggal.” Begitulah pula yang dikatakan ibu Miyuki, mengapa dia begitu kerasnya terhadap anaknya, hingga cuek saja disebut ibu yang kejam oleh tetangga-tetangganya. Ia bilang, kalau Miyuki tidak kuat, lalu siapa yang akan merawatnya kalau ibunya meninggal? Cita-cita ibunya sederhana, ia ingin Miyuki segera menemukan pasangan hidupnya dan berkeluarga.

Anak saya mengerti apa yang saya sampaikan. Di catatan dia tentang buku itu, anakku menulis … Miyuki hebat!

Prestasi Miyuki :

1984 Pada tanggal 21 Agustus aku lahir di Kota Kurume propinsi Fukuoka.

1988 masuk TK Megumi.

1991 Masuk SLB Fukuoka program SD.

1997 Masuk SLB Fukuoka program SMP. Menjadi anggota OSIS waktu kelas satu dan dua SMP.

Memenangkan lomba mengarang antar sekolah dengan judul pidato Air Mata Ibu.

Memenangkan lomba mengarang tingkat propinsi dengan cerpen berjudul Air Mata Ibu.

1998 Memenangkan lomba mengarang tingkat Kyushu dengan cerpen berjudul Air Mata Ibu.

1999 Memenangkan lomba mengarang Nasional Kanpo dengan cerpen berjudul Diriku dalam Genggaman.

Cerpennya yang berjudul Ikatan dimuat dalam antologi cerpen bertema HAM, hak Asasiku.

Memenangkan lomba debat nasional.

2000 Menerima penghargaan pendidikan kebudayaan Fukuoka pada bulan Februari. Masuk SLB Fukuoka program Sekolah Menengah Atas pada bulan April.

Autobiografi berjudul Aku Terlahir 500 gr dan Buta, diterbitkan pada bulan Juli.

2001 Autobiografi berjudul Aku Bisa Naik Sepeda diterbitkan.

2002 Autobiografi berjudul Usiaku 17 Tahun dan Sehat diterbitkan.

2003 Lulus dari SLB Fukuoka program SMA pada bulan maret masuk SLB Fukuoka program Akademi Keperawatan.

Sekarang sedang mendalami bidang keperawatan dan pemijatan.

by Mas Javas · 0

Investasi Tidak Harus Dengan Uang

Bagaimana caranya investasi bila tak punya uang?
Filed under: Konsep, Kecerdasan Power, Kiat, Cara Kaya, Topik Personal

Membaca kembali buku Wink and Grow Rich tulisan Roger Hamilton (sudah ada terjemahnya) menyegarkan kembali ingatan akan prinsip-prinsip investasi. Buku ini menarik karena ditulis dalam bentuk cerita, seperti halnya buku klasik Who Moved My Cheese.

Saya ingin investasi, tapi, saya nggak punya uang. Gimana ya?

Begitulah pertanyaan kebanyakan orang. Demikian pula pertanyaan Richard, anak kecil yang ayahnya sedang sakit, dalam cerita itu. Pertanyaan itu dibahas dengan bijak oleh tokoh si Tukang Ledeng (the Plumber), seorang pengusaha yang bekerja dalam bisnis mengurus pipa air.

“Kalau tidak punya uang untuk diinvestasikan, maka investasikanlah waktumu,” demikian pesan si Plumber. Ibarat tetes air, maka setiap hari kita diberi bekal 24 tetes air untuk diinvestasikan. Kebanyakan tetes tersebut dibelanjakan (spent) saja, dan luput untuk diinvestasikan (invest).

Kebanyakan orang menghabiskan 24 jam setiap harinya untuk hal-hal berikut : tidur, makan, mandi, kerja, santai, dan ngobrol-ngobrol. Semua hal itu adalah waktu yang dibelanjakan. Loh, bukankah kerja menghasilkan uang? Ya, kerja memang menghasilkan uang. Namun waktu yang digunakan bekerja pada hakekatnya adalah waktu yang ditukarkan dengan uang. Sifatnya berjangka pendek. Pekerjaan beres, Anda dibayar. Selesai.

Orang-orang yang sukses sekarang ini, dulunya juga tidak punya uang seperti kebanyakan orang lainnya. Bedanya, mereka menginvestasikan waktunya, selain tentu ada yang dibelanjakan. Dimana mereka menginvestasikan waktu? Ada dua tempat, satu adalah untuk menjalin jaringan rekanan (network), dan ke dua untuk meningkatkan kemampuan diri (myself).

Bagi seorang pengusaha pemilik bisnis, kegiatan sehari-hari ibarat menginvestasikan waktu. Ketika dia menemui rekanan atau klien, dia sedang membangun network. Ketika dia mencari solusi masalah klien, dia sedang berinvestasi pada kemampuan diri.

Sebaliknya bagi karyawan, ketika dia mengerjakan tugas pekerjaan, sebenarnya dia hanya menukarkan tenaganya untuk bayaran di akhir bulan. Jadi ini hanya pertukaran. Orang yang ditemui ketika dia bekerja dalam tugas bukanlah network dia (tapi network perusahaan), jadi hal ini tidak disebut investasi.

Loh, bukankah ketika seorang karyawan mencari solusi buat klien itu juga berarti investasi? Ya benar, bila hal tersebut meningkatkan kemampuan diri. Tapi bisa juga tidak, bila kegiatan tersebut hanya untuk digunakan dalam jangka pendek.

Kunci membedakan apakah kegiatan kita merupakan investasi atau sekedar membelanjakan waktu adalah hasil jangka panjang. Kalau kegiatan itu memberikan manfaat jangka panjang, maka itu adalah investasi waktu. Kalau hasilnya hanya jangka pendek (tugas selesai lalu dibayar) maka itu hanyalah pembelanjaan waktu, yaitu pertukaran waktu kita dengan uang.
jam investasi

Bekerja sekaligus berinvestasi

Di setiap pekerjaan ada kesempatan berinvestasi waktu, yaitu ketika secara sadar kita memilih untuk membangun network dan kemampuan diri. Misalnya Anda hobi ngobrol-ngobrol. Kalau hanya ngobrol dengan teman yang itu-itu saja, juga dengan topik sekitar gosip artis saja, maka jelas itu sekedar membelanjakan waktu. Tapi kalau Anda ngobrol dengan orang-orang baru, maka Anda sedang berinvestasi dengan network Anda. Atau mungkin ngobrol dengan teman lama Anda, tapi ngobrol tentang peluang usaha baru, kesempatan kerjasama, atau ngobrol tentang ilmu yang bermanfaat buat mengelola keuangan keluarga Anda misalnya, maka itu adalah investasi waktu.

Saya ingat kisah Peter Lynch, manajer investasi di Fidelity Investment. Dia bercerita bahwa sewaktu mahasiswa dia mencari penghasilan dengan menjadi caddy golf (tukang bantu membawa tongkat golf). Waktu itu di tahun enam puluhan, dan sebagai caddy golf dia bertemu dengan para jutawan yang hobinya main golf. Para jutawan itu sering bicara tentang investasi, maka Peter pun mendapat info-info gratis yang berharga. Suatu ketika dia mendengar bahwa saham Tiger Airlines sedang mengalami peningkatan nilai. Maka dengan uang sekedarnya Peter ikut-ikutan membeli saham Tiger Airlines. Ternyata benar, saham Tiger Airlines naik cukup tinggi sehingga Peter pun mendapat keuntungan besar. Selepas kuliah Peter kemudian masuk ke perusahaan pialang saham, dan terus berkarir sehingga menjadi pemimpin di Fidelity Investment. Peter bekerja sambil berinvestasi waktu. Dia berinvestasi mendekati dunia kaum investor sehingga mendapat peluang dari network (tak langsung) tersebut.

Saya ingat juga kisah seorang teman saya. Dia rajin silaturrahmi menjalin network dengan banyak orang. Suatu ketika dia menghubungkan dua pihak untuk transaksi pembelian alat senilai sekitar 125 ribu dolar. Dia hanya menghubungkan saja tanpa berharap banyak transaksi tersebut terjadi. Eh, ternyata transaksi tersebut benar terjadi. Tiba-tiba dia diberi fee senilai 8000 dolar (kira-kira 70 juta rupiah). Saya kira bagi kebanyakan orang nilai tersebut diraih dengan berbulan-bulan (atau bertahun-tahun) menabung. Sedangkan teman saya meraihnya dalam beberapa jam menjadi pialang. Membangun network adalah bentuk investasi waktu yang sangat baik.

Demikian pula kisah seorang satpam di sebuah perusahaan minyak nasional. Sambil tugas malam, ketika rehat dari berkeliling, dia membuat corat-coret desain ukiran kayu semacam bebek-bebek kayu. Beberapa tahun kemudian dia mengundurkan diri setelah punya gift shop di Kemang dan Plaza Indonesia. Dia telah menginvestasikan waktu untuk kemampuan diri, sementara banyak rekan satpam lainnya hanya membelanjakan waktu untuk pertukaran dengan uang.

Sebuah kisah nyata yang lain. Seorang pengusaha membuka warung ‘sate banteng’, yaitu sate yang memakai daging sapi. Beberapa lama kemudian pemilik warung tidak lagi terlalu berminat untuk mengembangkan warung tersebut. Seorang karyawannya di bagian pembakar sate berminat dengan resep yang digunakan. Maka karyawan tadi kemudian mendirikan warung ‘sate banteng’ dan serius menekuninya. Ternyata laris manis. Warungnya berkembang makin besar, bahkan bisa diwariskan ke anaknya. Karyawan ini berhasil menginvestasikan waktunya untuk belajar membuat sate banteng yang enak. Ilmunya digunakan untuk membuat produk yang bernilai jual. Manfaat ilmunya dirasakan dalam jangka panjang sampai anak cucu.

Mari kita pikirkan sejenak. Dalam sehari ini, berapa jam telah kita investasikan untuk membangun network kita? Berapa jam pula telah kita investasikan untuk diri kita (meningkatkan kemampuan diri yang bernilai jual)? Nihil? Tidak sejam pun? Pantaslah kalau hidup kita tak maju-maju.

Waktu yang Anda pakai bekerja adalah waktu yang Anda belanjakan. Waktu yang Anda pakai untuk membangun network dan meningkatkan nilai jual diri, itulah waktu yang Anda investasikan.

Bagaimana dengan waktu Anda untuk membaca blog? Investasi atau belanja nih?

by Mas Javas · 0

Sukses Itu Pasti Datang


Ketika doa tak kunjung terkabul
Filed under: Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Aspirasi, Cara Bahagia

Sering kita merasa lelah dalam berdoa, rasanya apa yang kita pinta tak kunjung dikabulkan. Sebenarnya di dalam Qur’an, Allah sudah menjanjikan bahwa setiap doa akan dikabulkan. Hanya saja kta tidak tahu, dalam bentuk apa wujud terbaik dari terkabulnya doa kita, dan juga kapan doa itu dikabulkan.

Ketika merasa lelah berdoa, saya mengingat dua kisah.

Yang pertama, kisah Tsa’labah. Dia seorang miskin yang minta kepada Rasulullah saw untuk dido’akan agar manjadi kaya (di sini ada pelajaran bahwa minta di do’akan orang lain adalah boleh, juga bahwa bisa jadi do’a sekelompok orang lebih makbul karena suatu kondisi istimewa tertentu).

Rasulullah sempat menolak dua kali. Karena Tsa’labah terus mendesak, akhirnya pada permintaan ke tiga dia di do’akan. Bukan Rasulullah yang menjadikan Tsa’labah kaya, tapi beliau hanya turut mendo’akan. Alkisah, ternak kambing Tsa’labah mendadak berkembang biak dengan sangat cepat (pelajaran berikutnya: uang tidak turun dari langit, jadi tetap ada usaha, dalam hal ini Tsa’labah punya bibit modal kaya yaitu ternak kambing). Tsa’labah kemudian menjadi kaya. Saking banyaknya ternak dia, maka dia menggembala hingga keluar kota. Akibatnya dia sering terlambat sholat Jum’at, bahkan akhirnya tidak sholat Jum’at.

Seingat saya, kisah Tsa’labah berakhir menyedihkan. Kalau tidak salah, dimulai saat Tsa’labah tidak membayar zakat (?) yang menyebabkan Rasulullah tidak mau menemui Tsa’labah hingga wafatnya Rasulullah. Kemudian Abu Bakar dan Umar sebagai khalifah berikutnya juga tidak mau menerima zakat dari Tsa’labah. Akhirnya Tsa’labah mati merana di masa Umar.

Boleh jadi yang kamu ngotot inginkan memang berpotensi besar menyeret ke dalam kehancuran, karena tidak sesuai dengan karakter dan keadaan seseorang (pelajaran: boleh jadi sesuatu belum dikabulkan karena kita sendiri belum siap untuk menerima hal itu). Demikian pelajaran dari kisah Tsa’labah.

Kisah kedua, lebih mengagumkan. Inilah kisah Ayyub a.s. seorang rasul. Dia seorang kaya yang sangat bersyukur kepada Tuhannya. Kemudian dia diuji dengan kehancuran fisik.

Ayyub adalah seorang kaya dermawan yang shaleh. Dikisahkan bahwa Allah menguji Ayyub dengan kehilangan semua miliknya, terutama harga diri yang direndahkan serendah-rendahnya. Rumahnya roboh, anak-anaknya mati. Ayyub diuji dengan penyakit kulit yang menjijikkan hingga tubuhnya berbau busuk. Hartanya ludes untuk pengobatan. Istri-istrinya minta cerai. Hanya satu istrinya yang masih setia, Siti Rahmah. Ayyub diusir oleh penduduk hingga menyepi di luar desa. Hanya Siti Rahmah saja yang setia mengirimkan bekal untuk Ayyub. (pelajaran : bahkan kehancuran sesorang pun bisa merupakan bukti kecintaan Allah pada hambanya, sesuatu yang mungkin sangat membingungkan secara logika manusia)

Yang mengagumkan, Ayyub berdo’a tak putus-putus hingga 17 tahun!

Lalu Allah berkenan mencabut ujian untuk Ayyub. Dengan air yang memancar di dekat saung tempatnya beribadah, penyakit kulit Ayyub sirna. (pelajaran berikutnya: semua tabib yang hebat hanyalah perantara yang tidak bisa memberikan obat buat Ayyub. Ternyata Allah menurunkan obat untuk Ayyub hanya berbentuk air yang memancar dekat tempatnya berdo’a.)

Kisah-kisah tersebut nyata telah terjadi di masa lampau. Bukan kisah fiktif, bukan dongeng, namun benar-benar kisah nyata. Masih banyak kisah lain yang memberikan berbagai contoh tentang bagaimana do’a, wujud terkabulnya do’a, dan baik buruk suatu permintaan.

Kalau merasa do’a tak kunjung terkabul, sudah berapa lamakah Anda berdo’a? Sudah 17 tahun?

by Mas Javas · 0

All Rights Reserved Mlaten Kota | Blogger Template by Bloggermint