Meraih Sukses Dengan Melayani
Do you like this story?
“Semua orang bisa menjadi orang hebat karena semua orang bisa melayani. Anda tidak memerlukan ijazah perguruan tinggi untuk dapat melayani. Anda tidak perlu menimbang-nimbang dan memutuskan untuk melayani. Yang Anda butuhkan hanya hati yang penuh belas kasihan. Jiwa yang digerakkan oleh kasih.” - Martin Luther King -
Ketika selesai melakukan transaksi di sebuah Bank Swasta, teller dengan senyumnya yang ramah meminta saya memilih salah satu dari dua kertas kecil yang beda warna dan memasukannya ke dalam kotak, sebagai penilaian kinerja pelayanannya. Rupanya Bank yang memiliki jutaan nasabah pemegang ATM ini secara sadar berorientasi untuk mencetak karyawan yang memiliki orientasi pada “customer focus” dalam kinerjanya.
Demikian juga ketika memasuki bangking hall sebuah bank swasta lainnya, saya menjumpai personil dengan sikap yang seragam, dari satpam yang mulai membukakan pintu, petugas customer service, teller sampai ke manager cabangnya. Rupanya Bank ini secara sadar juga berorientasi mencetak karyawan untuk menginternalisasikan dan saling menularkan nilai-nilai pelayanan dan integritas yang diekspresikan dalam tindakan nyata.
Derap persaingan yang semakin komplek, apalagi dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif, semakin menuntut adanya peningkatan kualitas dalam pelayanan. Organisasi dan perusahaan tidak mengizinkan lagi seorang karyawan tidak memberikan pelayanan dengan baik. Setiap karyawan merupakan bagian dari keunggulan organisasi perusahaan, sehingga harus berorientasi pada “customer focus” untuk memberikan kepuasaan pelanggan.
Perhatikan pada setiap perusahaan besar, apa kunci prestasi mereka sehingga perusahaan mereka bisa bertahan ? Apa kunci keberhasilan mereka untuk dapat terus bertumbuh menjadi besar ?.
Anda akan menemukan salah satu kunci terpenting adalah pelayanan kepada pelanggannya. Maka banyak perusahaan mengangkat tema “kepuasan pelanggan” menjadi bagian penting dalam beberapa tahun terakhir ini. Perusahaan yang senantiasa mau mendengarkan dan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen niscaya akan lebih mudah dalam meraih dan mempertahankan kesuksesannya.
Paradigma melayani sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru, karena sudah sejak dulu para guru spiritual selalu mengajarkan akan hal ini. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah bagaimana agar kita juga bisa memiliki hati yang mau melayani?
1. Memandang pekerjaan adalah ibadah
Jadikanlah setiap apa yang kita kerjakan dalam kehidupan hanyalah berorientasi untuk pengabdian kita kepada Allah dan pelayanan kepada orang lain. Kesadaran ini, dapat menjadikan pekerjaan adalah bagian dari ibadah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Allah dan kepada orang lain.
Kita dapat memberikan keikhlasan hati untuk senantiasa melayani orang lain dengan baik. Apakah itu pelanggan kita, apakah itu teman-teman kita, apakah itu bos dan pemimpin kita. Dengan demikian orang lain akan memberikan apresiasi terhadap apa yang kita lakukan. Kalau hal ini dijadikan sebagai kedisiplinan, inilah modal bagi kesuksesan kita.
2. Kehidupan adalah kesempatan membantu orang lain.
Motivator kelas dunia, Zig Ziglar pernah berkata, “Anda bisa memperoleh apa pun dalam kehidupan ini sepanjang Anda juga mau menolong orang lain memperoleh apa yang mereka inginkan.” Inilah sebuah prinsip bahwa memperoleh apa yang kita inginkan dapat dimulai dengan membantu orang lain memperoleh keinginannya.
Setiap orang mengemban amanah yang secara tegas disebutkan oleh Allah dalam kitab suci, sebagai wakil Allah dimuka bumi ini. Manusia memiliki kewenangan sebagai “khalifah” penguasa kehidupan di muka bumi. Dengan demikian kehadiran setiap manusia adalah untuk mensejahterakan kehidupan orang lain dan alam semesta ini, bukan menghancurkan orang lain dan alam semesta untuk kepentingannya sendiri. Gunakan kehidupan yang kita miliki sebagai kesempatan berharga untuk membantu banyak orang lain, memberikan manfaat bagi orang lain.
3. Siapa Menabur Dialah Yang Akan Menuai
Pepatah bijak mengatakan siapa yang menabur dialah yang akan menuainya. Saya sangat sepaham, bahwa apa yang kita tabur akan kita tuai. Kalau kita menaburkan benih-benih kebaikan, maka kita akan memanen hasil kebaikan. Kalau kita menebarkan pelayanan, maka kita akan menuai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya.
Sayangnya, banyak orang sering kurang menyadari hal ini. Rejeki yang kita peroleh sesungguhnya melalui orang lain, maka sebaiknya sebagian dibagikan bagi orang lain. Kalau kita sebagai karyawan, maka sesungguhnya gaji yang kita peroleh itu berasal dari pelanggan, bukan dari sang pemilik atau pemimpin perusahaan. Sebagai pengusaha, sesungguhnya keuntungan yang kita peroleh asalnya dari sang pelanggan. Maka penting memiliki kesadaran untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan secara baik dan memuaskan. Perusahaan akan menuai keuntungannya yang akhirnya dapat menghidupi pengusaha dan karyawannya.
Kehidupan ibarat ladang pertanian yang subur. Setiap benih yang kita sebarkan akan tumbuh dan memberikan hasil. Kalau benih kebaikan dan pelayanan yang kita taburkan, maka akan memberikan hasil kebaikan dan kemudahan bagi kita.
Eko Jalu Santoso Adalah Penulis Buku “The Art of Life Revolution” yang diterbitkan Elex Media dan Founder Motivasi Nurani इंडोनेशिया
Thank you for your visit
Yes ... please comment, question, critique, or add ... Your comments will help refine our knowledge, and value to other readers. Tks! - Mas Javas - Please Click Button and Share If the article is felt useful. Follow me on Twitter. Follow me on Twitter
0 Responses to “Meraih Sukses Dengan Melayani”
Posting Komentar
jangan lupa tinggalkan komentar ya... Thanks atas kunjungannya ..!!!